Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Piala Dunia dan Sepak Bola Indonesia

9 Juni 2018   19:34 Diperbarui: 9 Juni 2018   20:49 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

32 tim terbaik dunia, kini telah siap melakoni laga di Piala Dunia edisi ke-21 di Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018. Selama ini, setiap kali kompetisi paling akbar di dunia di gelar, publik sepakbola nasional hanyalah menjadi penonton dan suporter tim-tim yang berlaga.

Anda saja, ada Timnas Merah Putih di antara 32 tim terbaik dunia itu, tentu akan menjadi hal yang wajar bila melihat fakta bahwa Indonesia adalah negara yang besar. Besar wilayahnya, besar/banyak penduduknya. Sementara, negara kecil seperti Finlandia saja mampu tampil di Piala Dunia, dan sempat datang ke Indonesia memecundangi timnas U-23.

Keberuntungan Hindia Belanda

Memang Indonesia pernah tampil di Final Piala Dunia edisi ke-3 tahun 1938 di Perancis dengan nama tim Hindia Belanda. Saat itu, Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri  dari dua negara, yaitu Hindia Belanda dan Jepang,  karena dunia sedang dilanda perang, tidak ada tim sepakbola Asia lainnya.

Indonesia atau Hindia Belanda, nama resmi saat itu, akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.

Dalam tim Hindia Belanda tidak ada pemain  dari PSSI dibawah pimpinan Soeratin Sosrosugondo, sebagai aksi protes agar tim Hindia Belanda bukan hanya berisi pemain pribumi ditambah sejumlah pemain asal Belanda dan keturunan Tionghoa.

FIFA yang mengenalkan sistem gugur pertama di final Piala Dunia Edisi ke-2 tahun 1934 tetap sistem gugur  di Piala Dunia Prancis kali ini, dengan Swedia mendapat bye di putaran pertama.Tim Hindia Belanda langsung berhadapan dengan tim kuat Hongaria di Stade Velodrome, Reims tanggal 5 Juni 1938.

Pertandingan ini dilaporkan hanya ditonton oleh 9.000 orang. Hindia Belanda hanya dapat melakukan perlawanan selama 12 menit pertama, sebelum akhirnya gawang Bing Mo Heng kemasukan satu gol dan disusul dengan lima gol berikut. Ternyata hasil kekalahan ini, merupakan skor terbesar satu-satunya di putaran pertama Piala Dunia 1938.

Hongaria akhirnya berhasil masuk final untuk berhadapan dengan Italia yang kemudian menjadi juara dunia 1938 setelah menang 4-2. Untuk tim Hindia Belanda, kendati kandas di putaran pertama dengan skor cukup memalukan, Hindia Belanda tetap dikenal sebagai wakil pertama Asia di final Piala Dunia.

Andai saja saat itu tidak dalam kondisi perang, mungkin kualifikasi Zone Asia akan diikuti banyak tim. Lebih beruntung lagi, saat kualifiaksi tinggal tersisa dua tim, Hinda Belanda dan Jepang, Jepang pun mundur karena sedang berperang dengan Cina. Setelah edisi ke-3 ternyata Piala Dunia berjalan mulus. Semua tim terbaik yang lolos ke final adalah tim-tim yang telah berjuang lolos dari kualifikasi grup. Hingga kini, edisi ke-21 Indonesia masih belum mampu menembus Final Piala Dunia.

Kelahiran PSSI dan Piala Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun