Sejak Liga 1 bergulir, publik sepakbola nasional mungkin sudah lupa berapa kisah menyangkut persoalan kompetisi yang sudah disidangkan oleh Komisi Disiplin  (Komdis) PSSI, dan cukup banyak mendulang rupiah untuk PSSI.
Kasus pemain, wasit, suporter, ofisial, yang telah menerima hukuman dan sanksinya, namun dianggap tidak adil, hingga penundaan jadwal pertandingan Liga yang dianggap menguntungkan sepihak.
Buntutunya, ada klub yang merasa dianak tirikan PSSI dan PT LIB, ada klub yang dengan terang-terangan mengkritik PSSI, ada pelatih yang dengan lugas menhujat PSSI. Semua terjadi seolah mengalir begitu saja.
Yang menjadi pertanyaan publik, sebenarnya apa yang terjadi dengan sepakbola nasional dengan kasus-kasus macam di Liga 1 ini? Begitu kuatkah PSSI dengan berbagai intrik dan taktiknya dalam menghadapi setiap hujatan hingga seolah sepakbola nasional khususnya di Liga 1 sedang tidak terjadi apa-apa?
Kapan keputusan Komdis PSSI Adil?
Sungguh ironis, mengapa keputusan sidang Komdis PSSI menyoal kasus-kasus di Kompetisi Liga 1 khususnya dan Liga 2 dan Liga 3 umumnya, senantiasa dianggap tidak adil, berat sebelah?
Bahkan, publik sepakbola nasionalpun dapat mengukur dan menghitung secara matematis, mengapa keputusan hukuman untuk tim ini sangat besar nilai nominal hukumannya, tapi untuk tim lain begitu murah nominal denda dan ringan hukumannya?
Bahkan hal yang mungkin tidak dapat dilupakan oleh publik sepakbola nasional adalah saat peristiwa pembatalan pertandingan yang hanya tinggal beberapa hari menuju kick off. Sudah begitu, alasannya juga hanya karena pihak kepolisian tidak memberikan izin karena akan ada acara yang melibatkan massa. Sungguh alasan yang tidak logis dan mengada-ada.
Dari deskripsi kasus-kasus hukuman maupun kasus lainnya, yang lebih mengesankan menguntungkan salah satu pihak, dan semakin ke sini, PSSI dan PT LIB juga semakin dinilai kurang adil hingga sampai ada yang merasa menjadi anak tiri, harus benar-benar menjadi pemikiran PSSI dan PT LIB untuk dapat mengubah sikap hingga lahir paradigma bahwa PSSI dan PT LIB memang dapat bersikap adil kepada semua kontestan Liga.
Bila budaya PSSI dan PT LIB terus bersikap seperti sekarang ini, bukan tidak mungkin, kompetisi kasta tertinggi Liga 1 akan terus bergejolak. Bukan nilai sportivitas yang dijunjung, namun akan berimbas pada taktik dan intrik yang menghalalkan segala cara untuk mencari kemenangan dan keuntungan.
PSSI dan PT LIB harus secara transparan sanggup memberikan jawaban sesuai fakta dan data kepada publik atas semua hasil keputusan sidang Komdis. Sudah terlalu banyak catatan kekecewaan atas hasil keputusan sidang Komdis yang menganggap Komdis, PSSI, dan PT LIB bermain dalam keputusan sidang tersebut. PSSI, PT LIB, dan Komdis sangat terkesan memiliki kepentingan terhadap beberapa klub atas hasil keputusan sidangnya. Sehingga terkesan ada yang dibela, dilindungi, namun sebaliknya, ada yang merasa dirugikan, dianaktirikan.