Bila kemarin Timnas U-19 masih dibesut Indra, apa menjamin Indra dapat memberikan kemenangan juga? Tapi publik juga meneriakkan Indra dan berharap Indra membesut Egy dan kawan-kawan kembali.
Masa menghadapi timnas sekalas Jepang, pemain Timnas Indonesia yang sudah ditebak level TIPS-nya oleh publik sepak bola nasional sendiri, dibiarkan bermain dengan cara terbuka? Bukan konsentrasi dan bermain cerdas memerhatikan sektor pertahanan dan gunakan taktik serangan balik. Seharusnya berpikir saja bagaimana mengimbangi permainan Jepang dulu, dan hasil imbang sudah cukup bagus, atau minimal kalah 1 atau 2.
Bila Bima menyadari itu, maka mental pemain tidak akan begitu runtuh, publik juga tidak pesimis dengan tim ini. Jadi apa yang dapat diharapkan dari Timnas U-19 bila kondisinya begini?
Timnas Jepang yang sengaja melakukan uji tanding dengan Indonesia, tujuannya selain aklamasi cuaca, juga karena latar belakang Indonesia adalah tuan rumah, maka mereka berpikir bahwa timnas kini pasti sudah siap dan kuat. Faktanya, pasukan Bima mudah ditaklukan. Tidak beda dengan saat ditangani Indra, dibantai Korsel dan Malaysia.
Tentu publik sepak bola nasional masih ingat bagaimana Egy dan kawan-kawan terseok di Grup F Kualifaksi Piala Asia U-19 di Korea Selatan November 2017. Andai Indonesia bukan tuan rumah Piala Asia U-19 tahun 2018, tidak akan ada Timnas U-19 berlaga di putaran final.
Tragisnya saat kualifikasi, Timnas Indonesia U-19 setelah dibantai Korea Selatan 4-0, bahkan berikutnya kalah 1-4 dari Malaysia pada laga terakhir. Timnas hanya mampu mengalahkan Timor Leste dan Brunei. Buntutnya, Indra pun dipecat.
Kekalahan 1-4 dari Timnas Jepang, melangkapi kebiasaan kalah dengan kemasukan 4 gol dari tim kuat. Dengan kondisi ini, apakah Timnas U-19 masih punya harapan merengkuh prestasi? Bima Sakti masih terlalu dini membesut timnas, apalagi timnas harus bertanding dalam ajang putaran final. Kembali ke Indra Syafri? Rasanya kekalahan dan kegagalan di kualifikasi sudah cukup dulu kesempatan bagi Indra.
Masih banyak pelatih bertalenta yang dapat menangani Timnas U-19. Menuju ajang putaran final, masih cukup waktu, bila PSSI segera memikirkan pengganti Bima. Demikian juga dengan kebutuhan pemain. Masih banyak pemain U-19 di Indonesia, yang dapat menggantikan posisi pemain yang ada karena sudah mentok teknik dan intelegensi.
Bila Danurwindo pesimistis akan Timnas U-19 terkini, semoga persiapan Timnas U-19 ke depan lebih menggaransi langkah menuju prestasi. Ayo PSSI, pertimbangkan kembali Bima. Bila haru diperhatikan, dampingi dan arahkan! Atau tetap rekrut pelatih lain. Banyak lho yang bertalenta dan asli Indonesia.Â
Cari juga pemain lain yang ada di klub dan ikut kompetisi, bukan pemain cabutan apalagi titipan! Di depan mata, kita sudah tahu, 3 calon lawan, sulit dikalahkan. Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia. Belum lagi timnas lain!Â
Ayo PSSI, tangani U-19 dengan serius! Kita tuan rumah putaran final, lho....