Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PT LIB dan PSSI Jadikan Sepakbola Nasional Semrawut!

9 Maret 2018   21:44 Diperbarui: 10 Maret 2018   16:59 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Bhayangkara FC mengangkat trofi juara Liga 1 musim 2017 setelah mereka kalah dari Persija pada laga pekan pamungkas di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Minggu (12/11/2017) malam. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Ironisnya, pihak yang mengelola Piala Presiden dan PT LIB adalah orang yang sama. Mengapa Liga 1 tahun 2017 tidak diinformasikan ke publik bahwa PT LIB juga menggandeng perusahaan jasa keuangan terbesar di dunia yaitu PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk melakukan audit seperti Piala Presiden?

Dengan demikian, mengapa PSSI masih memercayai PT LIB menjadi operator Liga 1 dan 2? Ada apa di balik ini semua?

Lebih tragis lagi, semua klub Liga 1 akan menjadi korban dari masalah yang diciptakan PT LIB. Dalam kondisi waktu untuk kompetisi sekelas Liga 1 yang normal saja, dibutuhkan minimal 34 pekan, tanpa ada gangguan dari kepentingan lain.

Kini, waktu tersisia hingga Desember sekitar 24 pekan. Jadi, semua klub akan dipaksa berkompetisi dengan waktu yang sangat jauh dari ideal. Belum lagi ada kepentingan timnas, ada Piala AFF, ada Asean Games, ada kulifikasi Piala Dunia. Ada juga FIFA Matchdaydan Anniversary Cup PSSI. Belum lagi ada peristiwa force majeure, suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Piala Indonesia produk paksaan!

Dan hebatnya lagi, PSSI sendiri memaksakan kehendak dengan akan memutar Piala Indonesia. Sementara, PT LIBpun mejamin ada regulasi khusus bagi Persija dan Bali United yang sedang berjibaku di Piala AFC.

Sungguh, dalam obrolan di warung-warung kopi dan berbagai temapt, banyak publik sepakbola nasional yang tidak habis pikir dengan apa yang sedang dilakukan oleh PSSI yang tanpa nakoda. Bagaimana pula nasib Liga 2, 3 dan seterusnya?

PSSI, PSSI, kapan publik sepakbola nasional Anda bikin tenang melihat sepak terjang dan sandiwaramu! Tahun 2018 sewajibnya menjadi tahun prestasi! Indonesia tuan rumah Asean Games! Timnas seharusnya dapat unjuk gigi lebih dari ekspetasi. Piala AFF, FIFA Matchday yang dapat naikkan ranking. Bagaimana bila Liga 1 harus berbenturan! Bahkan saat timnas berjibakupun, laga Liga 1 akan terus berlanjut. Luar biasa! Beberapa stasiun televisi akan berlomba menyairkan timnas berlaga, dan yang lainnya meyiarkan Liga 1 demi kepentingan sponsor, jadwal Liga yang mepet dan segudang persoalan yang memang dicipta oleh PT LIB dan PSSI sendiri!

Haruskah Menpora dan seluruh publik sepakbola nasional menjadi penonton dari kesemrawutan ini! Kacau, acak-acakan, tidak teratur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun