Luar biasa! Itulah kata yang paling tepat untuk gawean PSSI di tahun 2018. Terdekat, Kamis, 8 Maret 2018 akan ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS inilah yang akan dapat menyimpulkan kapan kick-off Liga 1 bergulir dan bagaiamana cara PT LIB menyelesaiakan tunggakan utang kepada klub.
Bila persoalan Liga 1 dapat diselesaikan dalam RUPS dan PSSI menggaransi tidak akan ada operator Kompetisi baru selain PT LIB, maka persoalan lain juga telah menanti PSSI. Ada Asian Games, Piala Dunia, bulan Ramadhan, Piala AFF di semua kelompok umur, FIFA Matchday, rencana Piala Indonesia, hingga Liga 2, Liga 3, Piala Suratin dan seabreg program termasuk proses registrasi dan afiliasi Sekolah Sepakbola (SSB) di seluruh Askot dan Askab.
RUPS selesaikan masalah?
Seluruh publik sepakbola nasional sangat berharap agar PSSI dan PT LIB dapat menyelesaikan persoalan Liga 1 tuntas dalam RUPS.  Apakah Liga 1 akan kick-off  di 18 atau 23 atau 24 Maret 2018. Tidak ada spekulasi lagi sebelum RUPS kelar. Juga tidak ada lagi persoalan menyangkut uang tunggakan subsidi dan hadiah kepada klub.
Perlu dipahami bahwa ideal waktu yang dibutuhkan untuk menggelar kompetisi Liga 1 dengan kontestan 18 klub, maka dibutuhkan waktu 34 pekan dengan 17 pertandingan kandang dan 17 tandang. Bila sekarang hanya ada 24 pekan yang tersisa karena November/Desember kompetisi Liga 1 harus kelar, dipastikan bakal ada empat pertandingan setiap minggunya. Luar biasa!
Satu alternatif  yang  dilakukan PSSI, akibat molornya gelaran Liga 1,  akan mendorong supaya Liga 1 2018 dilaksanakan dalam 28 minggu. Risikonya, perhelatan Liga 1 tentu akan  berbenturan dengan penyelenggaraan Piala AFF di bulan November.
Kendati Piala AFF tahun ini digelar menggunakan format berbeda lantaran babak penyisihan grup tidak akan berpusat di satu negara. Setiap grup yang diisi lima negara akan melakukan dua laga tandang dan kandang dengan sistem setengah kompetisi, tetap saja akan sangat berpengaruh kepada kinerja pemain dan klub.
Memang, format Piala AFF tahun ini memungkinkan adanya fleksibilitas. Â Bisa dikombinasikan secara bersama-sama dengan aktivitas timnas dan kompetisi, namun kira-kira apakah dalam RUPS semua klub akan setuju?
Fleksibilitas dan kombinasi antaran gelaran Piala AFF dan kompetisi Liga 1 memang tidak semudah membalik telapak tangan. Namun, inilah risiko yang harus ditanggung oleh seluruh stakeholder  persepakbolaan nasional akibat dari adanya masalah yang diciptakan PT LIB.
Ujungnya Klub dan pemain menjadi korban. Pemain di butuhkan  klub untuk kompetisi, timnas juga membutuhkan pemain untuk membela negara. Ruwet.
FIFA Matchday dan Anniversary Cup
Ruwetnya menyoal Liga 1, jelang memasuki FIFA Matchday yang berlangsung mulai 19-27 Maret 2018, Timnas Indonesia ternyata juga hanya mampu memanfaatkan momen ini dengan terbatas menggaet satu lawan. Pasukan Luis Milla Aspas hanya akan melakoni laga kontra Singapura pada 21 Maret 2018.
Uji coba melawan Filipina urung digelar. Alasannya, Federasi Sepakbola Filipina (PFF) tengah fokus dalam laga kontra Tajikistan, 27 Maret 2018 dan sulit meminta perubahan jadwal laga tersebut, karena juga akan bertanding di kualifikasi Piala Asia 2019.
Persoalan pertandingan Matchday  yang mendapat poin demi menaikkan peringkat timnas di FIFA, ternyata, PSSI dari tahun ke tahun tidak pernah belajar dari masalah yang sama. Singapura dan Malaysia, sering sekali menghadirkan tim-tim dunia di ajang Matchday. Tapi Indonesia selalu mengalami hal yang sama. PSSI sulit mendatangkan tim lawan buat timnas. Selalu ada saja masalah dan alasannya. Jangankan tim negara kelas dunia, tim tingkat Asean saja sulit.
Meski hanya akan ada satu pertandingan Matchday , Timnas Indonesia U-23 yang tengah disiapkan untuk berlaga di Asian Games 2018, akan mengikuti turnamem Anniversary Cup 2018. Di ajang ini, Timnas U-23 akan berhadapan dengan tiga tim lainnya yakni Bahrain, Malaysia dan Korea Utara.
Ketua Cuti dan Piala Indonesia April 2018
Di tengah perjuangan PSSI membuktikan dapat merengkuh prestasi di tahun 2018, sejatinya publik sepakbola nasional sangat bersedih, karena Sang Nakoda Kapal bernama PSSI justru sedang sibuk dengan urusan pribadinya. Cuti demi mengejar ambisi menjadi Gubernur.
Tidak ada yang mencegah atau tidak ada yang bisa mencegah? Dua pernyataan tersebut jawabannya sama. Faktanya Edy Rahmayadi kini sedang cuti dari PSSI, di tengah pekerjaan rumah PSSI yang menumpuk.
Bahkan program  PSSI yang sudah beberapa tahun  vakum, kini PSSI akan kembali menghidupkan gelaran Piala Indonesia musim ini. Piala Indonesia bakal menjadi salah satu agenda dan pekerjaan besar PSSI di 2018.
Plt Ketua Umum PSSI Joko Diryono mengatakan, gelaran Piala Indonesia masih menunggu jadwal kick-off kompetisi Liga 1 2018 yang sampai saat ini belum diputuskan. Dua pekan setelah kick-off Liga 1, PSSI akan mengumumkan gelaran Piala Indonesia 2018.
Kompetisi bernama Piala Indonesia, yang akan melibatkan seluruh kasta, dipastikan berjalan di bulan April sampai Desember. Jadwalnya akan kita kelola sedemikian rupa untuk memaksimalkan dua hal, yaitu pengembangan pemain yang teratur dengan beban klub yang lebih rapih.
Dengan sistem gugur dari babak awal hingga babak akhir, Piala Indonesia akan mengantarkan salah satu klub terbaik tampil di Piala AFC.
Semoga saja RUPS menjadi pintu awal, langkah suksesnya PSSI merengkuh prestasi di Tahun 2018. Sukses Liga, Asean Games, Piala Dunia, Piala AFF, Piala Indonesia hingga hidupnya Asporv, Askab, dan Askot dari gawean PSSI mulai dari sepakbola akar rumput hingga mengerucut ke timnas. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H