Bukan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan PSSI namanya kalau tidak dinamis membikin sensasi menyoal regulasi kompetisi kasta tertinggi PSSI, Liga 1. Musim lalu PT LIB membuat regulasi klub peserta Liga 1 wajib memainkan pemain U-23. Sebelum regulasi diberlakukan, polemik mencuat. Bahkan regulasi yang menabrak regulasi FIFApun akhirnya tetap diluncurkan oleh PSSI. Namun, di tengah jalan  tiba-tiba regulasi tersebut dihilangkan.
Waktu itu, alasan PSSI membuat regulasi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mencari pemain yang diproyeksikan di SEA Games 2017. Penerapan aturan itu juga demi meningkatkan kualitas kompetisi dan regenerasi pemain.
Tapi apa daya, PSSI akhirnya mengubah kembali regulasi di putaran kedua, karena Luis Milla telah mendapatkan pemain untuk timnas sesuai kebutuhan Kualifikasi Piala Asia U-22 dan SEA Games 2017 Malaysia.
Andai saja waktu itu PSSI membicarakan regulasi hanya akan berlaku di putaran pertama, dan disahkan dalam manajer meeting klub, tentu perubahan regulasi di putaran kedua tidak akan menjadi polemik. Â
Sudah mengubah regulasi yang menyalahi statuta FIFA, lalu dengan mudahnya membatallkannya kembali. Enak sekali PSSI dan PT LIB.
Regulasi baru, apa latar belakangnya?
Kini, di tengah peristiwa dan budaya molor dari jadwal kick-off Liga 1, PT LIB juga dengan percaya diri merilis sejumlah peraturan untuk Liga 1 2018. Masih ada peraturan terkait pemain muda meski ada sedikit perubahan.
Untuk semua tim yang akan berlaga di Liga 1 2018, PT LIB mewajibkan klub memiliki minimal 18 pemain dan maksimal 30 pemain. PT LIB juga mewajibkan setiap klub memiliki tujuh pemain yang berusia di bawah 23 tahun, namun tidak ada peraturan pemain muda tersebut harus bermain.7 (tujuh) pemain yang berusia U23 (kelahiran 1 Januari 1996 dan setelahnya
Untuk pemain asing, PT LIB tidak mengubah yang telah berlaku pada musim 2017. Setiap klub boleh mendaftarkan 4 pemain asing dengan tiga pemain dari negara manapun ditambah satu pemain dari benua Asia.
Mungkin belum puas dengan budaya membuat regulasi yang aneh, PT LIB juga kembali membuat keanehan dan sangat percaya diri akan memberlakukan regulasi baru menyangkut peraturan Offside dan one on one position.
Masalah equipment, juga menjadi  regulasi baru. Di larang keras ada komunikasi menggunakan perangkat elektronik di bench, dan aturan Kick-off yang akan dibuat berbeda.
Apa yang telah di lihat oleh PT LIB dan PSSI dari pembuatan regulasi baru tersebut? Apa sudah sesuai dengan regulasi dan statuta FIFA? Apa kompetisi sepakbola di negara lain juga selalu iseng seperti PT LIB dan PSSI? Sok-sok-an membuat peraturan sendiri, namun tidak konsisten?
Jelaskan kepada publik sepakbola nasional, apa yang mendasari mengapa harus ada regulasi
Baru menyoal Offside, one on one position, dan Kick-off.Seberapa genting persoalannya? Apa latar belakangnya sehingga peraturan tersebut akan dibuat baru? Sebenarnya PSSI ini FIFA atau bagaiamana sih?
Barangkali menyoal equipment bisa masuk akal dibuat peraturan khusus. Tapi bagaimana menurut regulasi FIFA?
PSSI, PT LIB, buat saja kompetisi Liga 1 berjalan sesuai program dan regulasi dan sesuai statuta FIFA. Tidak perlu selalu dinamis kreatif dan inovatif dalam hal regulasi yang sudah ada peraturan induknya, FIFA.
Urus saja program yang benar. Tidak molor jadwal. Tidak bermasalah urusan uang subsidi kepada klub. Dan konsisten dengan aturan yang dibuat sejak awal hingga akhir kompetisi! Tidak perlu neko-neko! Sensasi apa lagi yang dicari?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H