Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Baru untuk Guru, Desain Inspirasi Pembelajaran dari Puskurbuk!

4 Maret 2018   20:37 Diperbarui: 4 Maret 2018   20:47 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila dilihat dari segi waktu, lomba Inobel ternyata baru berselang sekitar 7 bulan. Masih baru, meskipun dalam kurun waktu bersamaan, hingga sekarang, keprihatinan pengajaran guru masih terus menjadi primadona.

Sementara, dari sisi Inobel yang berlangsung dalam 3 tahap, yaitu seleksi administrasi secara daring, seleksi naskah (penilaian konten dan plagiarisme/sitasi dan similarity, kemudian diakhiri seleksi naskah hingga menghasilkan finalis lomba, mendeskripsikan bahwa, aplikasi dan impilikasi penggunaan Kurikulum 2013 di sekolah seluruh Indonesia, telah dapat berjalan dengan baik.

Fakta dari hasil Inobel tahun 2017, membuktikan bahwa program pengajaran dengan panduan Kurikulum 2013 sudah menghasilkan guru-guru yang kreatif dan inovatif. Dengan Kurikulum 2013, guru-guru telah dapat memecahkan masalah proses pembelajaran, sehingga proses dan hasil belajar peserta didik meningkat secara kualitas.

Inobel, yang bertujuan meningkatkan motivasi, dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme guru, ternyata dapat menjaring guru yang kreatif dan inovatif. Jadi, persoalan guru memang tidak melulu kepada hal negatif.

Desain inspiratif

Menjembatani persoalan negatif dan positif guru-guru SD-SMA, dari dua pemaparan fakta-fakta yang telah saya ungkap, semoga pengembangan yang dilakukan oleh Puskurbuk Balitbang Kemendikbud dengan menghasilkan buku atau panduan model dan sistem pembelajaran PAUDNI dan DIKDASMEN yang menginspirasi, menjadi solusi alternatif mengatasi hal negatif tentang kisah guru. Khususnya menyoal kompetensi guru dalam merancang metode pengajaran yang variatif dan tidak gaptek.

Anak didik sudah mengikuti perkembangan zaman. Anak-anak sudah masuk zaman now. Gurunya juga harus berada di zaman now. Pasti, berikutnya zaman now, akan berganti zaman lain. Apakah guru-guru tingkat PAUDNI dan DIKDASMEN akan terlambat lagi dari anak didik? Semoga tidak ya, Guru! Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun