Untuk off-side, nantinya akan ada aturan baku yang mengatur tentang bagaimana proses terjadinya hal tersebut.
Untuk peraturan one on one position di kotak penalti, LIB juga akan mengatur bagaimana nantinya wasit akan memberikan hukuman. Apakah akan langsung kartu merah, atau terlebih dulu kartu kuning, bahkan tidak mendapatkan kartu.
Dalam peraturan off-side, harus diketahui lebih dulu apa itu defenisi off-side. Lalu menentukan one on one position antara kiper dan penyerang nanti dengan hukumannya itu bisa kartu kuning, merah, atau tidak sama sekali karena tergantung sama posisinya.
Larangan penggunaan alat komunikasi dalam bentuk apapun di bangku cadangan pemain, juga akan diberlakukan. Untuk proses terjadinya kick off, nantinya hanya diperbolehkan adanya satu pemain di lingkaran tengah gawang yang akan mengoper boleh ke rekannya di luar area tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, apakah aturan off-side, one on one position di kotak penalti, dan juga proses kick-off, PT LIB akan membuat invoasi peraturan permainan sepakbola atau peraturan tersebut memang benar-benar baru? Atas dasar apa, PT LIB menganggap peraturan tersebut sebagai sebuah regulasi baru? Ada-ada saja PT LIB ini.
Bukankah banyak hal yang dapat lebih dipikirkan oleh PT LIB terkait sepakbola nasional kini telah dianggap sebagai industri? Berpikir tidak mengulang kesalahan molor atau nunggaknya uang subsidi dan hadiah ke klub. Merencanakan jadwal Liga dengan cermat, tanpa mengakibatkan timbulnya ultimatum dan sebagainya.
Hebatnya lagi, sebauh manajer meeting, ternyata dapat mendinginkan dan mengkondisikan suasana, hingga pemangku klub seperti terhipnotis, tersihir dari akar masalah yang sebenarnya.
Semoga, bergulirnya Liga 1 tahun 2018, apakah tanggal 24 Maret atau tanggal lainnya, dari awal hingga akhir, tidak lagi menyisakan persoalan hingga proses bergulirnya Liga 1 tahun 2019 pun lancar. Amin.