Saat jeda pertandingan, karena pada umumnya suporter masuk ke stadion tidak dengan bekal makanan dan cemilan, karena menunggu pertandingan di atas dua jam, pastilah kelaparan. Al hasil banyak penonton yang juga terpaksa memesan makanan di balik jeruji pintu masuk dan keluar stadion. Hebatnya, sudah tidak ada lagi petugas yang mengawasi. Hasilnya, sisa makanan dan bungkus makanan pun berserak karena penonton juga tidak lagi memikirkan etika kebersihan.
Harus dipikirkan, bagaimana agar penonton tidak kelaparan, gara-gara proses masuk ring stadion dan ke dalam Stadion yang sangat-sangat menguras tenaga dan waktu, namun di dalam Stadion juga tetap bebas dari sampah. Percuma stadion megah dengan 7 fasilitas baru (kursi single seat, deteksi wajah, rumput baru,pencahayaan baru, panel surya, papan skor berkelas, sound system berkelas) dan fasilitas lainnya hadir, namun tetap membuat penonton tidak nyaman gara-gara sudah kecapaian masuk seputar SUGBK, kecapaian antre masuk ring detector, kecapaian antre masuk pintu stadion, dan ujungnya kelaparan karena kios-kios penjual makanan di ring dalam stadion terbatas dan harganya cukup mahal.
Semoga peristiwa tersebut memang terjadi karena adanya kehadiran Bapak Presiden hingga harus terjadi proses masuk stadion yang cukup berbelit dan fasilitas SUGBK seluruhnya belum rampung.
Momentum Piala Presiden
Mumpung persoalan penonton yang tidak cerdas di SUGBK kini sedang hangat diperbincangkan publik sepak bola nasional, maka gelaran Piala Presiden yang kick off 16 Januari hingga 17 Februari 2018, harus menjadi momentum bangkitnya kecerdasan penonton memperlakukan bangku Stadion.
Semoga pengelola dan seluruh suporter yang hadir di Stadion Gelora Bandung Lautan Api , Stadion Batakan Balikpapan, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion Kapten I Wayan Dipta-Bali, dan Stadion Kanjuruhan Malang dapat memberikan contoh menjadi suporter yang memperlakukan bangku penonton sesuai etika yang benar. Dan harapannya, stasiun televisi pun menyorot ke arah penonton yang tidak etis memperlakukan tempat duduknya plus diperkuat oleh host dan komentatornya untuk menghimbau agar penonton membiasakan diri beretika dengan baik.
Sayang dalam laga pembukaan Piala Presiden, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa (16/01/2018) para penonton juga masih ada yang tersorot kamera menginjak dan berdiri di tempat duduk. Sayangnya lagi, host dan komentator di televisi tidak ada kata-kata untuk turut mengedukasi.
Masih banyak hal yang harus diperbaiki di sepak bola nasional, namun menyoal tempat duduk penonton, rasanya juga menjadi persoalan yang sangat urgen, karena hal ini akan dapat dinilai dari tingkat kecerdasan bangsanya saat nanti tuan rumah Asian Games di sandang Indonesia.
Percuma sepak bola nasional menjadi industri dan tim nasional berprestasi bila suporternya masih berperilaku tidak sopan terhadap tempat duduk sendiri dan orang lain di dalam Stadion. Ayo suporter, penonton Indonesia, pasti Anda bisa memperlakukan tempat duduk penonton dengan benar di semua Stadion!Â
Jadikan peristiwa peresmian SUGBK menyoal tempat duduk pelajaran bagaimana menghargai tempat duduk, yang tidak dengan mudah kita dapatkan. Ayo, budayakan duduk yang benar di bangku stadion!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H