Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga 1, Regulasi Pemian dan HUT 87 PSSI

21 April 2017   19:39 Diperbarui: 22 April 2017   05:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatannya, pelatih kasta tertinggi kompetisi sepakbola di seluruh negara lain, seluruh dunia kecuali Indonesia,  tentu tidak akan sesulit menjadi pelatih di kompetisi Liga 1. Bagaimana mungkin, kasta tertinggi masih harus diatur dengan regulasi cara menurunkan pemain karena pesanan regenerasi pemain dan percepatan sepakbola nasional yang didengungkan Presiden. Tidak ada satupun klub kasta tertinggi di dunia, memaksakan pemain muda turun, kecuali pemain tersebut benar-benar sangat bertalenta. Terlebih harus memaksa 3 pemain muda turun bersamaan di level kompetisi tertinggi. Banyak yang dipertaruhakan pelatih dan klub. Reputasi pelatih, reputasi klub, dan tanggungjawab kepada pihak sponsor, bila klub tidak menggaransi prestasi. Kasta tertinggi itu sama dengan prestasi!

Jika pemain-pemain muda yang wajib bertanding itu memang secara kualitas sudah siap, tentu jalannya pertandingan pekan pertama tidak akan seperti yang sudah dibicarakan publik dan pelatih. Arena peningkatan mutu pemain muda idealnya adalah Liga U-21, atau dulu LSI U-21. Liga ini sekarang dihapus diganti U-19. Sejatinya, regulasi penambahan jumlah pergantian pemain dari tiga menjadi lima pemain dalam satu pertandingan adalah kontroversi. Aturan ini melabrak regulasi FIFA yang merupakan induk PSSI. Berdasarkan Laws Of The Game FIFA, lima pergantian pemain memang diperbolehkan, namun bukan untuk kompetisi kasta teratas yang melibatkan tim utama klub-klub di divisi tertinggi. Efek selanjutnya, pergantian lima pemain ini membuat PSSI memperbolehkan tim mendaftarkan maksimal 20 pemain pada setiap pertandingan. PSSI menambah kontroversi.

Pada satu sisi, PSSI berupaya memberikan panggung bagi pemain muda namun  "membunuh" karir para pemain senior, dengan membatasi jumlah pemain berusia di atas 35 tahun yang boleh dipekerjakan oleh suatu tim menjadi hanya dua pemain.

Publik memang harus bersabar. Butuh waktu untuk semua tim, pemain, dan pelatih  membuktikan bahwa regulasi baru ini dapat secepatnya

mendarah daging.

Kini,  selepas semua tim menjalani pertandingan perdana pekan pertama, ternyata di pekan kedua, pertandingan kedua, ada tim yang langsung cepat beradaptasi dan sangat  signifikan peningkatan permainan timnya. Layaklah Liga 1 sebagai kasta tertinggi sepakbola nasional. Bahkan pekan pertama Liga 2 yang mempertemukan PSS Sleman versus PSS Cilacap, kemudain Persebaya menjamu Madiun, juga cukup berkelas.

Regulasi usia muda

Regulasi pemain di Liga 1 yang baru, ternyata sudah tidak asing bagi penggiat sepakbola usia muda, khususnya di Jakarta, karena di Jakarta sudah ada regulasi peraturan pemain yang sejenis regulasi Liga 1. Semisal dalam liga sepakbola usia 13/14 dan usia 15/16 tahun yang diselenggarakan pihak swasta (Liga TopSkor), bahkan sudah melibatkan 8 kota, 224 tim, 7.000 pemain, dan 1.200 ofisial, peraturan tentang pemain ini telah dijalankan dan menjadi sebuah keharusan karena dasar pemikirannya, liga ini adalah kompetisi untuk usia muda. Jadi setiap pemain wajib mendapatkan kesempatan bermain minimal dan adil.

Di kompetisi U-13/14, malah ada istilah pemain joker, yaitu pemain U-14/15 yang dimaksudkan untuk dapat memberikan panutan dan contoh bagi adik-adiknya yang berusai 13/14 tahun. Joker ini dibatasi hanya 4 pemain setiap tim, dan hanya diturunkan 2 pemain disetiap babak. Semetara, daftar susunan  pemain tetap sesuai aturan FIFA yaitu minimal 18 pemain. Namun, seluruh pemain yang didaftarkan dalam Daftar Susunan Pemain (DSP) Wajib diturunkan dibabak kedua. Perlakuan joker juga diberlakukan di kompetisi U-15/16. Bedanya, pergantian pemain di U-15/16 seperti dalam pertandingan futsal. Pergantian pemain bebas, dan pemain yang sudah diganti dapat bermain kembali sesuai kebutuhan tim.

Dengan regulasi seperti itu, kompetisi U-13/14 dan U-15/16, menjadi kompetisi yang menarik. Menarik untuk pihak Sekolah Sepakbola (SSB) dalam rangka regenerasi pembinaan, menarik untuk pemain menjadi punya banyak pengalaman, karena bukan prestasi yang dikejar, menarik buat pelatih untuk melatih daya strategi, dan menarik bagi stakeholder yang terlibat. Dan tentunya, keuntungan buat PSSI karena akan memiliki stok pemain muda yang terasah dalam kompetisi. Percuma seorang pemain berbakat dan bertalenta, namun tak ikut kompetisi. Kompetisi adalah bangku sekolah bagi calon pemain nasional.

Regulasi yang tepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun