Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Percayalah, Kompetisi Itu Pondasi Timnas

30 Maret 2017   10:25 Diperbarui: 30 Maret 2017   10:43 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

55 pemain ini didapatkan Fachri secara langsung saat menyeleksi pemain dari mulai Liga TopSkor, Liga Kompas, dan Liga Pelajar. Yang membuat saya takjub, dari 55 pemain yang dipilih Fachri, ternyata hampir 50 prosen berasal dari Liga TopSkor, sejumlah 21 pemain. Selain itu, lebih dari 55 pemain terpilihpun, sudah terasah dalam kompetisi ketat dan panjang, yang otomatis jelas menghasilkan pemain yang berbeda teknik, intelegensi, personaliti, dan fisik.

LTS kalahkan dunia

Keberhasilan Liga TopSkor (LTS) dalam menyumbang pemain untuk timnas U-16 sejumlah 21 pemain, benar-benar luar biasa. Di jagat ini, satu-satunya kompetisi usia muda yang dihelat di 8 kota (Jakarta, Bandung, Pekan Baru, Tanah Datar, Palu, Makasar, Malang, dan Yogyakarta), diikuti oleh 224 tim, 7000 pemian, dan 1200 ofisial, hanya ada di negara yang bernama Indonesia.

PSSI dan bahkan Pemerintah Indonesia harus bersyukur bahkan berterima kasih karena LTS telah menampung sekitar 7000 anak usia muda menggeluti sepakbola dengan menjunjung sportifitas. Lebih dari kata sportifitas, pemain-pemain muda yang bergelut dalam LTS seluruh Indonesia ini, juga secara langsung terdidik secara akademis dan non-akademes bukan hanya persoalan sepakbola, juga pada kehidupan nyata yang jauh dari narkoba, miras, tawuran, hingga terbentuk karakter mental dan moral yang berujung pada rasa rendah hati. Ini sesuai dengan tujuan revolusi mental Indonesia yang dicanangkan Bapak Presiden. Jadi, melalui LTS, raihannya bukan sekedar prestasi sepakbola, namun prestasi individu, yaitu pendidikan karakter.

Di luar persoalan karakter, dalam urusan sepakbola sendiri, setelah tropi Ghotia Cup 2016 diraih oleh anak-anak LTS, di tahun 2017 ini, jerih payah pembesut Liga dan seluruh jaringan yang terlibat di dalamnya membuahkan hasil. LTS ibarat, ketika Anda menanam, maka Anda memetik. 21 pemain yang tertempa di LTS di 8 Kota, mulai Jumat, 23 hingga 29 Maret mendatang akan berjuang mendapatkan 23 tempat utama timnas U-16. Bravo LTS, Anda kalahkan dunia untuk urusan liga dan raihan prestasi!

Semoga Indra dan Fachri, yang sudah cukup terbantu oleh keberadaan turnamen dan kompetisi yang menempa pemainnya, memudahkan mereka berdua meracik tim dalam rangka mempersembahkan prestasi sepakbola nasional untuk Indonesia. Selamat datang Liga 1, 2, dan 3. Semoga sepakbola nasional semakin cerah pun berprestasi, karena liga-liga/kompetisi sepakbola yang sudah dan akan dicipta bahkan oleh pihak swasta, menyemai timnas. Tanamlah, maka Anda memetik Bung!

Selamat datang Gojek Traveloka Liga 1 dan 2 dengan regulasi baru plus marquee player. Pengurus baru, program baru. Semoga para pemain sepakbola yang tergusur karena uzur, segera dapatkan solusi pekerjaan ke depan. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun