Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Percayalah, Kompetisi Itu Pondasi Timnas

30 Maret 2017   10:25 Diperbarui: 30 Maret 2017   10:43 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa menanam, maka dia memetik. Begitulah ungkapan yang tepat bagi siapa saja yang ingin mendapatkan hasil dari apa yang dicitakannya. Mustahil, seseorang atau siapapun akan semudah membalik telapak tangan dalam merengkuh keinginannya tanpa ada usaha dan proses di dalam meraih tujuannya. Ungkapan itupun rasanya dapat kita alamatkan ke PSSI, karena saat PSSI ingin memetik/memilih pemain nasional sesuai level umur untuk kebutuhan yang sangat mendesak khususnya untuk even di tahun 2017 ini, PSSI belum menanam bibit di lahan yang seharusnya sudah dikelola oleh PSSI. PSSI belum melakukan program pembinaan, pelatihan, festival, dan kompetisi berjenjang secara nasional.

Fakta timnas U-22

Saat timnas U-22 dipaksa harus melakukan pertandingan uji coba resmi melawan Myanmar pada pekan lalu, meskipun secara persiapan, publik masih meragukan keberadaan penggawa timnas, karena waktu persiapan yang terbatas, faktanya  tim belum padu dan tidak dapat memetik kemenangan. Tidak menang permainan, juga tidak menang gol. Ironisnya, laga tersebut masuk dalam hitungan FIFA. Dari kejadian tersebut, pertanyaannya apa yang sebelumnya sudah ditanam PSSI untuk memetik hasil bernama pemain timnas U-22?

Luis Milla, ternyata hanya dapat mengambil calon pemain dari even yang hanya dihelat dalam hitungan bulan, yaitu Turnamen Piala Presiden. Memetik hasil dari sebuah proses menanam dan memetik secara instan, maka tidak ubahnya kita menikmati sajian mi instan yang takaran dan ukuran rasanya sudah standar minimal. Di tambah bumbu apapun, karena dasarnya mi instan, maka rasa utamanya tidak akan jauh dari karakter dasar mi instan.

Awalnya, ekspetasi publik sepakbola nasional cukup tinggi dalam menyambut gelaran uji coba timnas U-22. Namun, fakta di lapangan membuktikan bahwa, timnas U-22 yang diolah secara instan dan spartan, jauh dari cukup untuk sekedar mengimbangi permainan lawan. Secara teknis kalah. Dari segi intelegensi tertinggal. Menyoal personaliti, lawan cukup mendikte timnas. Terlebih menyoroti fisik, timnas jauh dari standar.

Sebelum pertandingan dimulai publik percaya pada pelatih yang diimport dari Spanyol bahwa, Milla pasti telah memberikan strategi dan taktik menghadapi lawan. Kenyataan di lapangan, pemain belum dapat menerjemahkan lalu mengaplikasikan semua keinginan pelatih. Terlebih saat fisik pemain sudah terkuras, maka semua strategi dan taktik menjadi terabai dengan sendirinya. Ketika fisik terkuras, maka intelegensi menurun, personaliti juga menurun, sementara lawan tidak bergeming dengan semua lini keunggulannya.

Kesimpulannya, apa hal mendasar dari kelemahan timnas U-22 saat laga uji coba? Pertama, pemain terpilih, hanya tertempa dalam sebuah turnamen, bukan kompetisi yang panjang. Maka hasilnya dari segi teknik, intelegensi, personiliti, dan fisik, seperti yang sudah kita lihat dalam permainan mereka. Kedua, waktu latihan yang tergolong singkat, meski melalui tiga tahap seleksi, di pertandingan nampak ketidakkompakan antar lini dan antar pemain. Ketiga, PSSI terlalu berani melakukan uji tanding langsung melawan Myanmar yang menurunkan pemain senior, pun pertandingan dihitung FIFA, padahal timnas U-22 belum banyak melakukan uji coba internal. Ini ibaratnya mendorong timnas U-22 dari bibir jurang. Program timnas U-22 termasuk ujicobanya harus benar-benar dievaluasi, termasuk membawa timnas ke Eropa. Jangan sampai membuang waktu tenaga dan uang, namun hasilnya tidak seimbang.

Timnas U-16 dan U-19 cerah?

Lain kisah timnas U-22, tentu lain kisah dengan timnas U-16 dan U-19. Untuk timnas U-19, pelatih Indra Sjafri cukup tertolong dengan adanya turnamen Piala Suratin, satu-satunya turnamen usia Muda yang dihelat PSSI dengan melibatkan Asprov, Askab, dan Askot. Sejurus dengan pergerakan Luis Milla, dan Fachri Husaini di U-16, kini Indra telah mendapatkan 35 pemain yang diambil dari hasil turnamen Piala Suratin dan PPLP. Keberadaan Piala Suratin dan PPLP, jelas sangat menguntungkan bagi Indra. Berdasarkan hasil seleksi sementara, ke 35 pemain U-19 bahkan memiliki kans melebihi prestasi U-19 Evan Dimas dan kawan-kawan.Yakin, Indra tidak akan mengulang kesalahan program uji tanding seperti yang dilakukan timnas U-22, hingga benar membuktikan bahwa timnas U-19 akan memberikan prestasi buat publik sepakbola nasional, prestasi untuk Indonesia.

Pembentukan timnas U-19 beruntung dengan adanya turnamen Piala Suratin yang diselenggarakan berjenjang mulai dari Askot/Askab, Asprov, hingga putaran nasional, dan pembinaan serta pelatihan di PPLP. Hasilnya, dari segi fisik, pemain yang sekarang menghuni seleknas jelas tampak.

Keberuntungan juga di dapat Fachri untuk membesut timnas U-16 yang akan memulai debut mengikuti Piala AFF U-15 pada 9-22 Juli 2017 di Thailand. Meski bergabung di grup bersama Thailand, Australia, Laos, Myanmar, dan Singapura, ada optimisme anak-anak akan dapat mengimbangi lawan. Pasalnya, setelah Fachri melakukan seleksi, hasilnya di dapat 55 pemain terbaik se Indonesia, kabarnya 55 pemain ini kualitasnya lebih baik dari U-15/16 edisi tahun lalu. Apa sebabnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun