Kredit modal usaha membantu menjaga likuiditas bisnis dan keberlanjutan operasional. Hal ini memberi kesempatan kepada pelaku untuk menyelesaikan keterlambatan pembayaran, menangani masalah arus kas, atau menutupi kekurangan dana dalam jangka pendek.
Dalam hal pemanfaatan kredit modal kerja sebagai salah satu perilaku keuangan yang dimiliki sebagai pelaku usaha, aspek yang menjadi peran penting dalam kredit modal kerja ini adalah sebagai berikut:
Pengelolaan Dana
Pelaku usaha harus secara bijak mengelola finansial yang dimiliki dari kredit modal kerja yang dimiliki. Dana yang disalurkan harus tepat sesuai dengan sasaran dan tujuan penggunaan. Pengelolaan dana bertujuan untuk meningkatkan perputaran modal, membiayai persediaan, membayar biaya operasional, atau untuk keperluan yang benar-benar mendukung pertumbuhan bisnis.
Penilaian Risiko
Risiko merupakan hal yang wajib diperhatikan dalam kredit modal kerja. Perilaku keuangan yang bijak bagi pelaku usaha adalah tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan bisnis. Hal ini tentunya disebabkan risiko kemungkinan yang terjadi akibat keterlambatan pembayaran angsuran kredit yang berdampak kepada peningkatan bunga, denda, sampai dengan pengaruh kolektabilitas pelaku usaha dalam SLIK OJK.
Perencanaan Keuangan
Pelaku usaha tentu harus memiliki perencanaan keuangan yang baik dalam penggunaan dana kredit yang diberikan. Perencanaan keuangan tentu harus memperhatikan aspek biaya bunga kredit yang dimiliki dan bagaimana kredit yang diberikan menghasilkan timbal balik yang lebih tinggi untuk mencapai profit.
Dampak Positif Kredit Modal Kerja oleh BPR
Peningkatan Kualitas UMKM
Dengan adanya kredit modal kerja yang diberikan, BPR ikut serta mendukung peningkatan ekonomi yang dijalankan oleh pelaku usaha / UMKM. Dengan dukungan dana yang disalurkan, pelaku usaha dapat melakukan peningkatan kualitas usaha mulai dari peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, ekspansi wilayah usaha serta dukungan pemasaran bagi pelaku usaha.