Mohon tunggu...
Suparno Jumar
Suparno Jumar Mohon Tunggu... Relawan - Warga negara kecil, berkarya kecil semoga bermanfaat bagi kehidupan

...satu lawan terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potret Buram Sungaiku

1 November 2020   19:33 Diperbarui: 1 November 2020   19:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah di Tepi sungai Kalibaru Barat

POTRET buram kaliku. Sudah sedari hulu Kali Cipakancilan di Pintu Air  Cisadane di kawasan Empang. Kali Cipakancilan mengalir melewati Paledang, Merdeka, Kebon Pedes, Kedungbadak dan Sukaresmi di Kota Bogor luluh lantak nyaris tanpa sentuhan kasih sayang. Sungguh. Manusia telah lama memperkosanya. Dan manusia yang lainnya membiarkan ini terus terjadi. Kemudian masuk di Kabupaten Bogor di Cilebut Barat.

Aroma tak sedap dari sampah bercampur cairan yang dibuang dari rumah lewat pipa-pipa paralon semakin memburam.Hingga akhirnya sakit kepala. Harus dari mana memulainya ketika daerah aliran sungai terlanjur padat dengan bangunan tempat tinggal, minim kesadaran pengelolaan sampah dan limbah. Rumah tinggal merangsek pada tebing kali, hingga tepinya. Mungkin ada niat juga untuk menutup alirannya.

Guguran Sampah Usia Lebih 40 Tahun
Guguran Sampah Usia Lebih 40 Tahun
Karakter kali Cipakancilan atau Kalibaru Barat dengan aliran relatif sempit dan berdinding tinggi. Ancaman bencana longsor, banjir sering kali hadir, tapi itu tidak membuat semuanya berpikir dan bertindak segera.
Sampah di Tepi Kalibaru Barat
Sampah di Tepi Kalibaru Barat
Apa daya kita? Harus kerja bareng.

Kali yang dulu untuk irigasi pertanian, lahan pertanian habis untuk pemukiman, kali tidak lagi sebagai kebutuhan, tapi dijadikan obyek penderitaan. Coba lihat. Setiap ada kali atau saluran irigasi. Bangunan pasti membelakanginya. Tidak usah mengintip. Lihat saja langsung ke lokasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun