Mohon tunggu...
Suparno Jumar
Suparno Jumar Mohon Tunggu... Relawan - Warga negara kecil, berkarya kecil semoga bermanfaat bagi kehidupan

...satu lawan terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Ciliwung, Antara Soleh Iskandar-Kedunghalang

15 Oktober 2017   22:42 Diperbarui: 15 Oktober 2017   22:59 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu orang laki-laki usia sekitar 50-an tahun duduk didalam saung dari berata plastik terpal. Sambil tersenyum ke arahku, ia menunjukan kotak plastik berisi bekal makan siang. Saya balas senyuman dengan ucapan. "Mangga, pak!. Sementara dua orang lagi sedang asyik menikmati kopi di tepi kali sambil istirahat. Ahhh... Saya hanya bisa berandai-andai. Kaki terus melangkah menyusuri pinggir sungai. 

Hingga mataku tertarik pada sekelomopok anak-anak yang bermain di bawah pohon Loa. Mereka rupanya sedang akan mandi sambil bermain. Mungkin tidak ada pilihan lain kenapa mereka maain dan mandi di sungai. Mereka malu ketika didekati. Ahhhh, biarlah kataku dalam hati. Aku jadi teringat masa kecil itu. Tiga puluh tahun lalu.

Pohon Loa dan Anak Sungai
Pohon Loa dan Anak Sungai
Kaki aku terus aku langkahkan. Tak terasa, sudah cukup jauh aku melangkah. Sayup-sayup terdengar suara Adzan Dzuhur dari pinggir sungai. Aku segera bergegas ke tepi jalan menunggu jemputan.

Bogor, 15 Oktober 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun