Mohon tunggu...
Su Parmin
Su Parmin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

RAMAH HUMORIS CERIA PENYAYANG

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Lelaki Sampah

10 Januari 2015   20:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tidak ada namanya, mungkin surat kaleng”

Munjab mengamati surat putih yang diberikan oleh Lek Kardiman. Surat itu dikirim tanpa nama jelas. Setelah selesai bergelut dengan sampah-sampahnya, Munjab membaca surat itu. Kenapa harus surat? Kenapa tidak telephon saja? Batin Munjab berkecamuk penuh dengan berbagai pertanyaan. Jaman modern seperti ini masih ada orang suka menulis surat dengan kertas putih? Orang seperti ini, biasanya mempunyai karakter melankolis.

Dear Mas Munjab
Asalamualaikum wr wb

“Mas Munjab, maafkan Sabrina. Terimakasih telah hadir memberikan semangat pada Sabrina. Terima kasih telah mengajarkan Sabrina tentang arti kesabaran. Mas Munjab telah mengajarkan Sabarina tentang arti berbagi kebahagiaan. Mas Munjab hadir mengisi hari-hari Sabrina yang terkadang rapuh. Mas Munjab telah mengisi kebahagiaan hidup Sabrina. Mas Munjab maafkan Sabrina. Hubungan kita harus berakhir sampai di sini. Sabrina harus mengikut kemauan Bapak dan Ibu. Sabrina sudah berusaha menjelaskan pada mereka, tentang pekerjaan Mas Munjab. Namun mereka tidak mau mengerti Mas. Lamaran Mas Munjab pada Sabrina harus selesai di sini. Selesai wisuda, Sabrina akan menikah dengan lelaki pilihan Bapak dan Ibu. Lelaki itu sudah bekerja di Humas Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta. Maafkan Sabrina, semoga kelak Mas Munjab mendapatkan jodoh yang terbaik”

Jkt, 10 Desember 2014
Ttd

(Sabrina Yumiko Aini)

Munjab memegang erat surat yang ditulis oleh Sabrina Yumiko. Pernikahan yang dia dambakan kini telah Pupus. Gara-gara pekerjaannya sebagai tukang sampah, cintanya terpenggal. Munjab tidak mengerti tentang keganjilan hidup yang dijalani. Cintanya kini tidak menemukan bentuk yang sempurna. Sabrina Yumiko Aini lebih memilih menikah dengan lelaki lain. Munjab biarkan cinta Yumiko pupus bersama gundukan sampah yang di depan kontrakannya. Kelak, cinta itu akan menemukan bentuk yang lebih sempurna.

*****

Sudah tiga tahun berlalu sejak pernikahan Sabrina. Saat pernikahan itu, Munjab tidak bisa hadir. Undangan untuk menjadi mahasiswa di University of Tokyo diterima Munjab. Saat itu Munjab mendapatkan beasiswa Magister Teknik Lingkungan di kampus tersebut. Selama di Jepang, Munjab juga belajar teknik pengolahan sampah. Munjab ingin membangun pabrik pengolahan sampah di kawasan Bekasi. Cinta Munjab pada Sabrina juga telah lama pupus. Munjab berharap, Kenangan cinta itu telah hilang, menjauh, dan tidak pernah kembali.

“Pak Munjab, ada tamu”

Salah seorang staff Munjab mengatakan jika ada tamu datang. Saat itu sedang meneliti berkas beberapa project pengembangan pabrik yang dia bangun. Pabrik Pengolahan sampah yang dia bangun sudah mulai berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun