Mohon tunggu...
Upangman
Upangman Mohon Tunggu... Freelancer - Pena Patah

Menyelesaikan apa yang sudah dimulai

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Sisi Gelap "Lato-lato" Berdasarkan Opini Penulis

6 Januari 2023   11:27 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:27 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lato-lato merupakan permainan yang sedang hit dan viral. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Lato-lato berasal dari Argentina. Pada zaman primitif lato-lato digunakan sebagai alat berburu dengan cara dilemparkan ke bagian kaki atau sayap buruan. Dengan bentuk desain yang memungkinkan untuk mematahkan kaki hewan buruan.

Perkembangan zaman telah merubah fungsi dan bentuk lato-lato. Bahkan saat ini menjadi viral sebagai permainan yang bisa menambah daya konsentrasi dan meningkatkan keterampilan anak. Namun pada dasarnya setiap permainan pasti memiliki nilai positif dan negatif bagi pemainnya. Mulai dengan suara lato-lato yang bisa merusak pendengaran sampai dengan tangan bisa kaku.

Dalam pandangan saya, Lato-lato memiliki sisi gelap yang sangat tidak masuk akal. Sebagai orang yang suka memberi makna terhadap sesuatu, saya melihat Lato-lato tak khayal sebagau propoganda untuk melatih dan membibit para pengadu domba. Lah kok bisa? Bisa-bisanya saya berpikir sampai sejauh itu? Apakah saya kurang piknik atau memang terlalu banyak terkontaminasi pemikiran propoganda barat? Ya anggap saja seperti itu! Tapi ijinkan saya mengutarakan pandangan mengenai permainan viral ini tanpa maksud untuk dipercaya atau ikut dalam pemikirin yang tak pantas seperti ini.

Dari bentuknya, dua bola Lato-lato saya anggap sebagai dua orang/kelompok atau apapun kalian menyebutnya. Untuk membenturkan dua bola lato-lato dibutuhkan konsentrasi dan daya tubuh yang sudah terbiasa. Sehingga akan kita dengar maksimal suara dari benturan dua bola. Suara yang dihasilkanpun akan berbeda tergantung kecepatan tangan pemainnya. Begitupun dua orang atau kelompok biasa dibenturkan oleh para pihak ketiga yang sudah pasih dan pintar tipu muslihatnya. Dua orang atau kelompok ini tidak akan sadar sedang diadudomba, mereka dibenturkan sampai mengeluarkan efek yang mengganggu bagi orang sekitar. Bahkan jika tak.kuat, orang/kelompok bisa hancur bagai lato-lato yang terbuat dari kaca. Pemainnya asik-asik saja mendengar dirinya yang bisa mempermainkan kedua sisi dengan menghasilkan suara-suara sesuai gerakannya.

Selain mengakibatkan efek yang todak baik bagi kedua kelompok ternyata tanpa sadar orang yang mempermainkan dua sisi tersebut bisa mendapatkan balasan yang lebih menyakitkan untuk kedepannya. Mulai dari bisa menyakiti diri sendiri dan keluarganya. Hal ini akan dirasakan ketika si pemain/orang yang mengadu domba ini selesai bermain. Dengan tidak terbenturnya lagi kedua sisi barulah si pemain merasakan sakit tangannya, gendang telinganya mulai terganggu bahkan banyak efek-efek lain yang tidak disadari. Seperti dikucilka. 9 oleh warga yang merasa terganggu dengan tingkahnya yang mempermainkan dua sisi sampai menimbulkan suara bising.

Ah sudahlah, ini hanya pandangan tak lazim dari saya yang memperhatikan permainan Lato-lato ibarat seseorang yang sedang mengadu domba. Bagaimanapun keasyikan kita adu domba akan mendapatkan balasan yangbsetimpal dari perbuatan tersebut. Untuk itu, saya berharap jauhilah sifat adu domba antar sesama atau kelompok, tak perlu senang ditengah suara benturan antar dua sisi. Mereka akan tenang dan sunyi dengan kita tidak mengusik kehidupan yang telah berjalan sesuai garis edarnya.

Yuk, hentikan mengadudomba! 😂

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun