Betapa orang tua ini berusaha maksimal untuk mengembalikan kesempurnaan fisik putranya. Namun, dokter angkat tangan. Tidak berani memberikan jaminan pulihnya kembali penglihatan Amin.
Menurut analisa dokter, ada kemungkinan hasil operasi  tidak bisa maksimal, justru bisa akan berdampak yang lebih buruk.
Maka, Amin tetap bersabar dengan fisiknya dengan keterbatasanpenglihatannya.
Beranjak remaja, Amin diikutkan pelatihan dan kursus untuk mendapatkan ketrampilan bagi penyandang cacat. Ternyata dari sini diketahui Amin berpotensi sebagai anak yang mempunyai semangat untuk maju dan kecerdasannya tidak kalah dengan orang normal.
Pendidikan akademik terus dia tekuni dari tingkat dasar hingga menengah. Selama bersekolah di SMU umumpun prestasinya luar biasa. Beberapa kali mendapatkan juara umum  di sekolahnya.
Jenjang sarjana di lalui dengan nilai Cumlaude. Pendidikan S2 diselesaikan secara baik hingga mau melanjutkan sekolah ke jenjang S3 di luar negeri.
Namun, sang ibu tidak memperbolehkannya. Amin hanya patuh atas saran ibunya.
Saat ini, Amin sudah berkarya di dunia pendidikan dan lingkungan sekitar, mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan umat.
Semoga catatan kecil ini bisa melecut semangat kepada pembaca dengan segala keterbatasannya.
Bantul 17 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H