Mohon tunggu...
Maz Man
Maz Man Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya hadir di www.jejak44.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Si John, Sang Kolektor Arloji

23 Februari 2018   17:00 Diperbarui: 23 Februari 2018   17:13 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah warung makan. Si John bersama keluarga menikmati  hangatnya Mie Jawa di sudut kota Jogja. Sambil menunggu mie yang dipesen mateng, tiba tiba ada seorang mas mas menghampirinya. Mereka sama sama makan di warung itu. Perbincanganpun terjadi.

" Mase pemain jam ya? Jamnya bagus."

"Ohw..bukan bang, ini pemberian dari kakek saya kog." Si John berlagak.

"Mau dijual berapa tuh arlojinya?"

"Heheheh...masih senang bang, sementara masih saya pake dulu." Si John berbasa basi.

"Jam bagus...kalo misal nanti berubah pikiran, saya berminat beli. Saya mau jam itu, 8juta. ini nomer HP saya, silakan dihubungi jika nanti mau di jual."

Mas mas itu segera keluar warung dan bersalaman sambil memberikan secarik kertas.

"Oh..ya..terimakasih." kata yang sempat keluar dari bibir si John setengah terkaget kaget.

Selesai makan di warung, segera Si John memacu kendaraannya untuk segera sampai di rumah. Ada apa dengan gerangan jam tangan buluk ini? Kenapa ditawar 8juta.

Sesampai di rumah, segera Si John buka buka google berselancar mencari identitas jam tangan buluknya.

"Owh ternyata...ternyata..." Gumam john dalam hati penuh impian diatas kepalanya.

Arloji yang dia pakai, ternyata salah satu arloji dengan harga cukup tinggi di tahun 2000an. Arloji dia peroleh di pasar senthir Klithikan di bilangan Pasar Beringharjo kala itu. Dia beli dengan harga cukup 150ribu saja.

Si John berubah pikiran. Jam Tangan buluknya dia lego ke mas mas yang ngasih no telpon. Uang dari penjualan separuh di tabung dan separuhnya dia belikan jam tangan di Klithikan lagi. Dia borong saat itu. Siapa tau jadi berlipat lipat.

Arloji yang dia borong ternyata tidak semuanya bernilai fantastis.

Mulai saat itu si John mulai belajar dunia Horologi.

Konon, saat ini koleksi arlojinya paling banyak di Jogja.

* Kisah hanya ilustrasi syukur mendekati kebenaran.

* Salam untuk Si John yang lama tidak bertemu. 

Bantul. 21022018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun