Mohon tunggu...
Maz Man
Maz Man Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Saya hadir di www.jejak44.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengalaman Bisnis Modal Dengkul

11 Januari 2012   00:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:03 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memulai sebuah usaha memang gampang gampang susah. Jika lingkungan kita mendukung, misal orang tua seorang wirausaha, untuk menjalankan sebuah bisnis bukanlah sesuatu yang sulit. Karena kita telah terkondisikan dengan lingkungan yang membawa kita berfikir atau melihat kedepan tentang kesibukan yang kita tekuni dimasa datang. Tentu kesibukan yang menghasilkan uang. Hari ahad ( 8/1), saya mengundang teman lama yang sudah sukses untuk memberikan motivasi kepada remaja masjid di Bantul. Meski hanya berupa ungkapan pengalaman, saya rasa ini adalah pijakan yang begitu penting bagi remaja masjid yang sudah berpikir menjadi seorang wirausahawan muslim yang sukses. Syukur syukur temen saya bisa bisa menjadi seorang mentor atau mitra bisnis bagi temen temen remaja masjid di Bantul. Awal mula pertemuan saya dengan M Bachroni sekitar tahun 95 an disebuah masjid di kawasan Kec Kasihan Bantul. Kala itu, dia beraktifitas mengasuh anak yatim. Hanya bermodalkan dua dengkul doang (hehe..bener tidak pak bach??). Sepeda pun kelihatanya belum punya. kesana kemari meminjam sepeda milik tetangga. Saat itu aku sudah punya sepeda balap sehingga bisa berkeliling saentero kota Jogja lebih leluasa gak perlu pinjam. Beberapa tahun berlalu, kami berpapasan di depan Masjid jalan Bantul. Kita masing masing sudah beristri (pengantin baru). Kita saling tersenyum membawa pasangan masing masing. Saat itu saya mengendarai motor Yamaha V75 dan Bachroni mengendarai Yamaha F1Z. lama sekali kita tidak bertemu. Akhir akhir ini kita bertemu lagi. Wow..sungguh perkembangan yang begitu cepat. Menjadi seorang direktur , memimpin anak buah yang berjumlah puluhan orang. Devisi bisnis yang bermacem macem. Sebuah kantor pribadi yang cukup megah di kawasan elite dan strategis. Beberapa lahan pertanian dan 3 buah mobil keluaran tahun tahun terakhir. Dari paparan yang disampaikan ketika memberi motivasi kepada peserta Training Wirausaha Remaja Masjid , memang diperlukan sifat positif yang senantiasa menempel dan menjadi karakter dari seorang wirausahawan muslim. Amanah (bisa dipercaya) adalah modal terbesar yang harus dimiliki sehingga para calon klien atau relasi menaruh kepercayaan penuh kepada kita untuk bermitra bisnis. Modal berupa uang yang melimpah bukanlah segala galanya. Apalagi untuk menggali modal kita harus pinjem sertifikat mertua untuk digadaikan hanya untu merintis sebuah usaha. Itu sebagai kesalahan awal ketika kita melangkah. Keberanian, mengambil sebuah keputusan sangat diperlukan keberanian. Berani bukan berarti ngawur dan nekat. Namun langkah berani diambil karena telah melewati saat saat berfikir, merencanakan dan menimbang dengan matang. Maka ketika dengan mata kita sudah melihat peluang dengan jelas sebaiknya segera dilaksanakan rencana atau keputusan tersebut. Meskipun segala resiko itu senantiasa ada. Membangun jaringan relasi. Pesatnya bisnis yang dijalankan rekan saya ini, kelihatan begitu melambung setelah bersinggungan dengan tehnologi informasi (internet). Dengan kemampuan berinteraksi dengan banyak orang memanfaatkan dan mengoptimalkan luasnya pergaulan dan cepatnya informasi akan bermanfaat banyak terhadap bisnis yang kita jalankan. Inilah saatnya kita melangkah. Berani menjadi wirausahawan muslim sejati. Dengan terus belajar dan berkreasi. http://theyogya.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun