Aku menuliskan dalam setiap kata yang diterima
Aku menyimpan dalam setiap pesan yang didengar
Merangkai kata demi kata agar kalimat bisa bermakna meski tak berima
Bersuara dengan nada yang harmonis meski tanpa membahana dan cetar
Tak cukup itu saja, Aku pun mengatur setiap waktu agar selalu bertemu
Dua, tiga atau bahkan lebih, maksud dari setiap manusia agar memberi arti
Pertemuan bernuansa kepentingan khalayak ramai ataupun hanya untuk melepas jemu
Meski waktu hanya dua puluh empat jam dan tujuh hari dalam seminggu, Aku selalu mengerti
Kadang ada aroma kurang sedap setiap pertemuan, tapi sebentar menghilangÂ
Kadang ada rasa yang kurang pas dalam kata, tapi harus tetap tertata
Menemukan rahasia yang tertulis sangat mudah untuk ditentang
Bahkan mencarinya pun tak perlu dipaksa dengan senjata
Karena dokumentasi begitu tertata dalam setiap tatananÂ
Sejarah akan menemukan jawaban dari setiap tanya yang mengada
Mungkin persepsi liar yang memberikan makna dari setiap tatapan
Atau mungkin bisikan masa lampau yang memberi pembeda
Â
Aku tak peduli tentang persepsi yang hadir dalam setiap pesan
Yang aku pedulikan hanya menyimpan rapat pesan dengan mulut dan tangan
Karena hanya itulah yang bisa dilakukan hari demi hari menuju pekan
Konteks dan konten bukanlah urusanku selama narasi yang dibangun tak bertentanganÂ
Oh pertemuan, akulah pencatatmu
Tak maukah kau menggantikan ku bertemu rahasia yang tertulis
Bisakah kau menuliskan sendiri setiap pertemuan yang bersekutu
Bisakah kau menyimpan sendiri setiap pesan yang merilis
Meski semua tak mungkin tergantikan
Karena memang akulah pencatat dan penyimpan setiap kata dan pesan
Karena memang akulah penghubung dari setiap pertemuan
Dan akulah pengantur dari setiap pertemuan yang memberi kesan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H