Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Money

Resiliensi, Wajah Baru Melewati Pandemi

10 November 2021   09:50 Diperbarui: 4 Maret 2022   15:20 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini begitu cerah meski masih mungkin karena hari -- hari yang lalu cuaca cepat berubah. Sepertinya musim hujan mulai menyapa ibu pertiwi dengan penuh kesejukkan hingga memberikan suasana yang damai. Pun demikian dengan kondisi pandemi sepertinya data menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pertengan tahun 2021 atau akhir tahun 2020. Hal tersebut memberikan angin segar bagi seluruh insan penduduk nusantara yang mendambakan kerinduan akan interaksi sosial yang normal kembali. Pendidikan tatap mulai diujicoba oleh pemerintah pun dengan aktivitas sosial dan ekonomi yang perlahan -- lahan tapi pasti menunjukkan geliatnya. Pembatasan interaksi sosial mulai dilonggarkan sehingga pergerakan mulai memadati ruang -- ruang yang ada pada desa dan kota. Lalu lintas pun mengalami kepadatan yang dulu menjadi pemandangan yang biasa dalam setiap pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pintu masuk revolusi industri 4.0

  1. Sepertinya tak sengaja atau dikeluar kendali manusia bencana pandemi ini memberikan dampak yang positif. Coba kalau kita tidak melulu hanya melihat bencana kemanusiaan yang mangakibatkan ratusan ribu tak terselamatkan nyawanya. Hikmah yang diambil dari sebuah peristiwa kalau kita dalami dalam konteks pandemi saat ini mampu memberikan perubahan pola interaksi. Jaga jarak dan pembatasan interaksi sosial secara tidak langsung menjadikan manusia mencari keseimbangan dalam beriteraksi. Penyesuaian diri dalam berinteraksi mampu memberikan budaya baru dalam berinterkasi pasca pandemi berlalu. Penggunaan teknologi mampu memberikan solusi dalam interaksi manusia disaat pembatasan sosial dan jaga jarak diterapkan oleh pemegang kebijakan. Hal tersebut seolah - olah menjadi pintu masuk bagi percepatan proses digitalisasi dalam setiap interaksi manusia baik dalam kontek sosial maupun dalam kontek bisnis. Dengan demikian fase revolusi industri 4.0 memberikan peluang besar untuk tumbuh besar dan massif mengisi setiap interaksi manusia. Hal senada juga disampaikan kemeninfo yang menyatakan bahwa ada peningkatan penggunaan internet sebesar 15% sampai dengan 10% bahkan berpontensi meningkat sampai dengan 40% pada periode Ramadhan 2020 sampai dengan idul fitri(24/04/2020).

Kondisi tersebut diatas, mencerminkan bahwa percepatan laju transisi penggunaan teknologi memberikan perubahan perilaku interaksi manusia meskipun sangat didorong oleh kondisi pandemi. Peran teknologi, internet of things dan media sosial yang tumbuh dengan massif di masa pandemi pun sangat mempengaruhi pada sektor industri. Masa pandemi memberikan ruang bagi dunia industri untuk memutar kembali strategi bisnis dan operasionalnya agar tetap survive ditengah badai pandemi yang mampu memberikan dampak yang cukup signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari rilis yang disampaikan oleh kemanaker yang menyampaikan bahwa ada sekitar 29.4 juta pekerja terdampak pandemic di PHK dan di rumahkan (27/03/2021). Hal lain yang dilakukan adalah dengan menerapkan waktu kerja WFO (Work from Home) dan WFH (Work From Office) agar kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan meskipun tidak terlalu maksimal untuk jenis usaha tertentu dan maksimal untuk jenis usaha lainnya.

WFO dan WFH

Penerapan kebijakan WFO dan WFH ternyata memberikan gambaran baru bagi beberapa jenis usaha pada akhirnya berani malakukan sifting dalam proses kegiatan operasional. Keberanian mengambil kebijakan mengubah pola operasi tentu salah satu dampak positif yang terjadi pada situasi pandemi. Tentu tidak semua usaha mampu melakukan kegiatan tersebut. Beberapa jenis kegiatan yang bisa dilakukan dengan tetap menerapkan WFO dan WFH meskipun pandemic telah berakhir adalah

  • Administrasi yang sudah menggunakan teknologi
  • Kreatif dan inovasi          
  • Call center, tele marketing
  • Transaksi yang sudah cashless
  • Dealing 

Kegiatan tersebut tentu menjadi beberapa contoh yang bisa dilakukan dengan menerapkan WFO dan WFH dengan catatan bahwa teknologi dan kegiatan pada culture industri tersebut sudah terbangun. Perusahaan hanya menentukan tingkat produktivitasnya pad setiap aktivitasnya.

Bagi perusahaan yang kegiatannya belum menggunakan dan menyesuaikan teknologi yang ada tentu masih perlu untuk dilakukan secara WFO. Pada akhirnya WFO pada jenis usaha tertentu belum bisa diubah jika memang kondisi tools dalam melakukan aktivitasnya masih manual. Perusahaan yang belum menyesuaikan dengan kondisi saat ini berpotensi akan tenggelam atau tidak massif dalam mencapai pertumbuhan kinerjanya. Untuk itu, pola kegiatan operasional baik dalam bentuk WFH ataupun WFO perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. penerapan kebijakan WFO dan WFH pun perlu keberanian agar kebijakan tersebut tetap memberikan produktivitas bagi perusahaan agar tetap terus tumbuh dan berkembang. Pada akhirnya WFO dan WFH adalah sebuah pilihan yang bisa jadi memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan bisnis. Dan sebaliknya, jika pilihan WFO dan WFH terlalu dipaksakan juga dapat membawa petaka bagi perusahaan.

Waspada di masa pasca pandemi

Pandemi covid-19 telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi semua pihak. Eksistensi sebuah entitas tidak ada yang mapan atau aman meskipun sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Perlu ada mitigasi risiko dalam setiap aktivitas agar situasi yang mencekam bagi setiap entitas memiliki way out. Melakukan resetting dan menumbuhkan empati kepada lingkungan sekitar kita, baik lingkungan masyarakat dalam lingkup keluarga maupun negara. View yang luas mampu memberikan gambaran bahwa kita mesti waspada dalam membuat rencana strategis kedepan agar tetap bertahan. Kewaspadaan ini tentu tidak membuat ketakutan yang berlebihan sampai pada tahap yang phobia. Tetapi kewaspadaan ini merupakan bentuk dari kehati-hatian dalam memahami situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita sebagai resources untuk menentukan rencana dan strategi dalam interaksi sosial dan bisnis. Sehingga dalam kontek interaksi bisnis, perusahaan mampu membuat rencana strategis tidak hanya mempertimbangkan aspek bisnis semata tetapi juga aspek kesehatan, keselamatan dan aspek lingkungan perlu menjadi konsen sebagai wujud tanggungjawab sosial.

Resiliensi bisa menjadi salah satu jawaban agar kita bisa terus survive menjalani setiap kondisi. Resiliensi adalah pola pikir yang memungkinkan individu untuk mencari pengalam baru dan untuk melihat kehidupannya sebagai suatu pekerjaan yang mengalami kemajuan. Resilensi juga merupakan kapasitas seseorang untuk tetap berkondisi baik dan memiliki solusi yang produktif ketika berhadapan dengan kesulitan ataupun trauma, yang memungkinkan adanya stress di kehidupannya ( Reivich & Shatte,2002). Artinya dengan menumbuhkan sikap resilensi kondisi apapun dapat kita lewati secara terbuka dan lapang data dengan ikhtiar yang sesuai dengan kemampuan setiap entitas. Bagi manusia, kita mampu bertahan dalam kondisi dan situasi apapun. Bagi perusahaan, sikap resiliensi memberikan gambaran yang besar bahwa menyesuiakan perkembangan zaman adalah sebuah keniscayaan. Untuk itu berdampingan dengan lingkungan sosial maupun bisnis adalah hakekat dari setiap interaksi antara entitas.   

#KembaliWFO

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun