Langit biru berbalur awan menyelimuti batas teratas bumiKeindahan angkasa berubah mencekam seperti kilatan cahayaKilatan itu bukanlah pancaran bintang atau bulan yang selalu dinanti
Suara gemuruh menemani kerlap kerlip cahaya diangkasa
Itukah yang dinamakan perang!
Haruskah kematian menjadi alasan atas nilai kemanusiaan
Janganlah kau menjadi dungu saat menjalani peran atas kuasa wenang
Karena pemenang tak perlu bersembunyi dibalik topeng kemunafikan
Satu nyawa adalah rasa kemanusiaan yang dijaga satu sama lain
Sedangkan kebebasan adalah jalan terbaik menuju cinta
Janganlah lupa saat merasa diatas angin
Karena jalan terjal akan selalu menghantui petaka
Penjajahan harus dihapuskan!
Tak ada guna menang dengan menegasikan kemanusiaan
Jangan pula mencari jalan memecah belah cinta yang menjadi fitrah
Karena manusia akan menemukan kembali hati yang terbelah
Mungkin hari ini kau menang!
Tetapi kemenangan semu akan selalu menakutkan
Tak ada ruang bagi penjajahan diatas bumi yang terbentang
Karena kemanusiaan akan menjaga nurani ditaman keindahan
Berjuanglah kawan dan jangan lelah!
Meski kau lakukan seperti semut kepada nabi Ibrahim
Ada hikmah yang selalu membayar peluh dengan upah
Yakinlah kontan selalu dibayar dengan rahman dan rahim
Temukanlah kemanusiaan pada dirimu!
Karena keindahan adalah kesementaraan yang selalu menggoda
Janganlah kau bernafsu menguasai yang indah lagi semu
Sedang senyuman memberi bahagia pada kita yang selalu mengada
Tersenyumlah dengan Akal!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H