Mohon tunggu...
Suparjono
Suparjono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Human Capital dan Stakeholder Relation

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Corporate Culture, Pilihan Berdamai dengan Pandemi

23 Februari 2021   08:54 Diperbarui: 2 Maret 2021   20:07 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat tersebut merupakan pengertian budaya dalam kontek yang umum. Kalau kita bicara tentang entitas budaya dalam organisasi atau perusahaan maka budaya sangat erat kaitannya dengan para anggotanya, para pemimpinannya dan relasi yang berhubungan dengan entitas organisasi atau perusahaan. 

Mereka punya cara untuk mempunyai diferensiasi diantara masing-masing organisasi atau perusahaan agar identitas yang melekat mampu memberikan added value. 

Meskipun dalam hal-hal normatif ada kesamanaan yang bersifat umum dan menjadi menjadi sifat yang melekat sebagai manusia misalnya : Integritas, kejujuran, keadilan dan lain sebagainya. 

Perbedaan budaya antara satu organisasi atau perusahaan dengan organisasi atau perusahaan yang lain tentu memberikan warna bagi interaksi diantara mereka sehingga mampu menimbulkan budaya baru dalam komunitas mereka.

Perbedaan budaya juga memberikan banyak pilihan dalam menghadapi situasi dan perubahan lingkungan dimana organisasi dan perusahaan tersebut berada. 

Contoh yang bisa kita ambil adalah bagaimana organisasi atau perusahaan mampu bertahan dari kondisi pandemic yang penuh dengan keterbatasan mobilitas dan interaksi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pada kuartal IV, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami resesi. 

Pertumbuhan ekonomi kuartal IV tercatat sebesar -2,19 persen secara year on year. Sedangkan pertumbuhan di kuartal iv secara q to q mengalami kontraksi -0,42 persen". 

Pernyataan yang dikeluarkan oleh BPS tentu berdasarkan data  serta melalui analisa sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Tentu pernyataan tersebut tidak akan kita bahas dari aspek ekonomi tetapi akan kita lihat dalam perspektif budaya, perilaku organisasi dan perusahaan. Salah satu penyebab utama pertumbuhan yang menurun adalah karena situasi Pandemi saat ini. 

Pandemi yang menyebabkan terjadi kontraksi terhadap ekonomi kita tentu bisa dilihat dari bagaimana organisasi atau perusahaan mampu melakukan tindakan-tindakan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan mobilisasi dan interaksi akibat pandemi. Diperlukan waktu yang cukup untuk menyesuaikan keadaan dalam situasi pandemic. 

Ada yang sudah menyiapkan contigency plan jauh-jauh hari, ada yang cepat menyesuaikan keadaan dalam situasi pendemi, ada yang lambat menyesuaikan pandemi, bahkan ada yang belum menyiapkan sama sekali kondisi pandemi. 

Respon tersebut tentu berdampak pada situasi organisasi atau perusahaan yang variatif yang pada akhirnya  terakumulasi dengan melakukan beberapa tindakan seperti : efisiensi sampai dengan mengurangi jam kerja, berhenti beroperasi sementara atau beroperasi secara terjadwal bahkan ada yang berhenti dan melakukan pemutusan hubungan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun