Atmosfir perubahan hubungan antara manusia mengalami perubahan yang cukup cepat dengan hadirnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang mampu merubah pola hubungan antara manusia disegala aspek kehidupan bermasyarakat baik dari aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan budaya serta keamanan.
Perubahan dari sentuhan kulit, face to face menuju kepada sentuhan layar, screen to screen, relasi virtual dengan berbagai macam window dressing yang dijalankan secara otomatis dan robotik.
Sebuah perubahan yang mau tidak mau harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana agar menghasilkan output yang positif. Atmosfir yang meniscayakan adanya perubahan mindset, cara kerja, dan pola membangun hubungan yang harmonis antar kelompok masyarakat maupun organisasi.Â
Fase perubahan yang kemudian dikenal dengan Revolusi Industri 4.0, sebuah fase yang secara umum tentang otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi pabrik, robotic dan artificial intellegence. Fase yang pada akhirnya menghasilkan "Smart Process". Di dalam Smart Process tersusun moduler, algoritma, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan secara desentralisasi.
Kecanggihan teknologi yang tidak bisa kita negasikan dalam kehidupan bermasyarakat apalagi dalam dunia usaha. Dalam dunia usaha perubahan ini perlu disikapi secara cepat dan persiapan yang matang. Langkah antisipatif menjadi keharusan untuk segera  dilakukan baik dari sisi bisnis proses maupun hubungan dalam perusahaan agar eksistensi perubahan tetap terjaga.
Bisnis proses yang perlu menyesuaikan perkembangan zaman dan kebutuhan pasar secara efektif dan efisien agar mampu memberikan added value yang signifikan bagi perusahaan. Treatment terhadap sumber daya manusia juga menjadi perhatian yang sangat penting bagi perusahaan. Selain itu, Perubahan hubungan industrial juga perlu dibangun secara harmonis agar pencapaian tujuan perusahaan dapat secara bersama -- sama dijalankan.
Baik Bisnis proses, pengelolaan Sumber daya manusia maupun hubungan industrial perlu dijalankan secara paralel. Mengingat dampak dari revolusi industry 4.0 sangat erat kaitan dengan tiga aspek tersebut.
Bagaimana bisnis proses dapat disesuaikan dengan target yang hendak dicapai secara efektif dan efisien. Bagaimana sumber daya manusia yang tersedia mampu menjalankan bisnis proses tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki secara professional. Dan bagaimana relasi antara pekerja dengan perusahaan dapat berjalan seirama untuk menyesuaikan perkembangan zaman.
Hubungan yang saling kait mengkait ini disebabkan karena proses tersebut akan segera menegasikan peran manusia dalam setiap proses yang dilakukan Perusahaan. Proses yang bersifat repetisi, duplikasi, periodik akan tersimpan dalam bank data yang kemudian didesain dengan alogaritma tertentu agar mampu dijalankan secara robotik.
Bagi Perusahaan perubahan tersebut tentu sangat menguntungkan, tetapi dari aspek sumber daya manusia akan membawa dampak yang cukup berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik. Penyesuaian kerja manusia menjadi robotik tentunya membawa dampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja yang ada dalam perusahaan. Akan banyak aktivitas manusia yang punah karena telah digantikan oleh mesin -- mesin melalui artificial intelligence.Â
Secara culture akan berdampak pada perubahan hubungan dan aktivitas manusia dan atau robot di dalam Perusahaan. Jika hubungan industrial sudah terbangun secara harmonis tentu akan sangat membantu tetapi apabila kondisi tersebut tidak terjadi maka akan menjadi persoalan baru bagi perusahaan. Alih -- alih ingin menyesuaikan perkembangan zaman berakibat pada rumitnya proses penyelesaian hubungan industrial.
Selain Perusahaan, Negara juga akan menerima limpahan dampak atas perubahan Revolusi Industry 4.0 tersebut. Potensi meningkatnya jumlah pengangguran, masalah -- masalah sosial akibat pemutusan hubungan kerja dan masih banyak potensi dampak lainnya. Untungnya pemerintah sudah membuat roadmap dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 melalui making Indonesia 4.0.
Namun demikian, roadmap tersebut perlu diturunkan dalam agenda dan tataran praktis agar pada saat dikonversi menjadi kebijakan publik mampu diimplementasikan secara komprehensif dan menyeluruh serta terintegrasi dengan seluruh instrument Negara dan Pemerintah. Sehingga mitigasi risiko yang akan muncul dari dampak masuknya era Revolusi Industri 4.0 dapat terukur dan terkendali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H