Ruang rindu terpendam dalam ruang hati keturanan adam
Disaat kekosongan itu mengada dan realitas terkesan diam
Waktu melindas eksistensi yang tak mau tunduk pada ketentuan
Semua eksistensi mengalami tak peduli rakyat atau raja, tak peduli budak atau tuan
Daun dan rumput tak lagi menunjukkan gemulai gerakannya
Burung tak lagi mengepakkan sayapnya diruang bebasnya
Kesementaraan itu terhenti dan tunduk saat hembusan angin hadir
 Memberikan ruang dan waktu janji pada jiwa yang berfikir
Ruang kosong itu mulai terisi oleh hadirnya di masa sepuluh akhir
Sunyi itu menyempurnakan suasana batin yang hadir
Ekstase rindu yang memuncak menanti pesan cinta sang kekasih
Seperti bumi yang kering berikhtiar menunggu tetesan air suci
Keyakinan, ketaatan dan kepasrahan berjalan beriringan menjadi kelupaan
Seperti aku yang bertemu kamu, sehingga keakuanku melebur seolah meniada
Seperti manisnya gula dalam secangkir kopi, biarkan manisnya menjadi kopi
Sampai akhirnya seribu bulan adalah janji kebahagiaan itu hadirÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H