Mohon tunggu...
Supadma Kerta Buana
Supadma Kerta Buana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permata di Dalam Goa

27 September 2020   19:55 Diperbarui: 27 September 2020   20:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gluar....!!!"
"Grguggg...druuugggg...."
Suara gemuruh menghentak langit-langit goa, sontak mereka bertiga mencari tempat yang aman, agar terhindar dari reruntuhan langit-langit goa.

Durmika melompat dan lari menuju ke belakang, membuntuti Darma. Sementara Desna mulai kesal dengan ulah Durmika. "Tadi kamu bilang duluan, sekarang kamu malah lari ke belakang lagi"
"Seram sekali ternyata"
"Aku kira kamu benar-benar berani"

Suara-suara gemuruh saling bersahut dan tetap berbunyi memekik ditelinga mereka bertiga. Raut wajah ketakutan tetap menghinggapi terutama Durmika yang menguntit perjalanan Darma dan Desna dari belakang.

Banyak rintangan yang mereka alami di dalam goa, berkat ketekunan dan kesabaran Darma dan Desna semua ujian di dalam gua itu bisa diatasi hingga menjelang sore nampak cahaya berkelip muncul di atas bebatuan. Perlahan Darma mulai mendekatinya, hingga tanggannya meraih permata yang berkilau berkedip.

"Itu mutiaranya, akhirnya terimakasih Tuhan" ucap Durmika teriak lantang.
Desna mulai agak risih dengan kelakuan Durmika, "Kamu bisa tenang kan?"
"Akhirnya selesai tugas kita" ucap Durmika kegirangan.

Matahari sudah mulai terbenam, mereka bertiga bergegas menuju ke luar untuk kembali ke pedepokan membawa permata yang ditugaskan gurunya.
"Aku bawa permatanya" kata Durmika pada Darma
Sontak Desna langsung menyahut, "Gak, tetap Darma yang kasi bawa"

Durmika langsung merampas kain berisi permata yang dibawa Darma, dan berlari bergegas menuju padepokan.
"Kamu kenapa biarkan dia membawa permata itu?, Nanti dia yang akan mengakui hasil susah payah kita" kata Desna kesal melihat kelakuan Durmika.
"Biarkan saja"
"Tapi?"
"Biarkan saja, semesta tidak pernah tidur, biarkan"
"Tapi?"
"Ayo jalan ke padepokan kita lekas bertemu guru, pasti beliau sudah menunggu kita"

Sesampai di Padepokan, Darma dan Desna bergegas menuju tempat gurunya memberi salam, "Salam hormat guru, permatanya sudah kami dapatkan dan dibawa Durmika"
Sang Guru tersenyum, "permata sudah diserahkan Durmika sudah aku hadiahkan kepadanya"
Desna heran dan kesal, "kenapa dia yang diberikan?, Darma yang mengambil permata itu di dalam goa"

"Apalah arti sebuah permata" kata Sang Guru nampak tersenyum mendengar kata-kata Desna. Sementara Desna semakin tak mengerti dengan sikap Sang Gurunya itu.
"Maksudnya apa guru?, Kenapa bisa begitu? tanya Desna meyakinkan rasa penasarannya.

"Permata hanyalah permata dan tidak lebih dari itu. Aku tau tentang apa yang terjadi diantara perjalanan kalian karena aku juga ada di dalam goa dan menguji kalian semua disana" jelas Sang Guru sambil mengusap kepala Desna.

"Apa yang harus kami ketahui dari semua ini guru?" tanya Darma merunduk pada gurunya. Sang Guru mulai mendekati Darma dan membangunkannya, "Permata takkan ada artinya dibandingkan dengan ketulusan, kejujuran dan bakti. Apa gunanya semua itu jika di dalam dirimu tidak bisa kamu bersihkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun