Gema politik menuju tahta tertinggi di bumi lahar sudah mulai terdengar, meskipun pendaftaran bakal calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati Karangasem yang baru akan dimulai pada bulan juli dan pemilihan akan dilaksanakan pada 9 Desember mendatang. Beberapa figur atau tokoh sudah mulai menunjukan diri sebagai tanda-tanda kesiapan akan berkompetisi dalam pertarungan menuju Karangasem satu .
Politisi dan figur-figur tokoh masyarakat Karangasem sudah mulai menunjukan diri dengan berbagai media, seperti pemberitaan rutin di koran, radio, televisi, pemasangan baliho di jalan-jalan strategis, pembagian sembako, dan simakrama di berbagai wilayah di kabupaten Karangasem. Semua itu tiada lain bertujuan untuk memikat hati dan simpati masyarakat Karangasem guna melancarkan tujuannya menuju tahta tertinggi di kabupaten Karangasem.
I Gusti Ayu Mas Sumatri, salah satu politisi Partai PDI-P merupakan tokoh wanita yang paling terlihat pergerakannya menuju pertarungan kursi bupati Karangasem. Hal ini ditunjukan dalam sebuah gerakan-gerakan aktif yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Karangasem dua periode ini pada tingkat masyarakat bawah. Terlihat di berbagai jalan-jalan strategis di daerah kabupaten Karangasem bermunculan foto-foto politisi ini yang menjargonkan emansipasi wanita.
bersama mantan birokat yang kini menjabat MMDP Karangasem , I Wayan Artha Dipa bahkan sudah tercetus jargon “Masdipa” sebagai tanda sudah sepakatnya pasangan Gusti Ayu Mas Sumatri dan I Wayan Artha Dipa untuk bersiap menuju bertarungan perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati Karangasem. Tidak tanggung-tangung Gusti Ayu Mas Sumantri yang merupakan istri miliarder Gusti Made Tusan, bos GMT ini sudah menggandeng mantan Komisioner KPU Pusat, I Gusti Putu Artha sebagai tim suksesnya.
Poltisi lain yang getol turun ke masyarakat adalah mantan anggota DPD RI, I Wayan Sudirta yang kini merupakan wakil ketua DPD PDI-P Bali. Wayan Sudirta dengan Yayasan Bunda Luh Ronce (YBLR) yang dibentuknya, terlihat sering ada di pemberitaan media telivisi dimana memperlihatkan keperihatinannya terhadap kaum-kaum lansia miskin yang dalam keadaan sakit. Pada setiap kunjungannya itu Sudirta datang tidak dengan tangan kosong, terlihat Ia selalu menyerahkan bantuan.
Beda lagi dengan politisi yang juga merupakan mantan Ketua DPRD Karangasem yang kini menjadi Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem, Pemasangan stiker di angkot-angkot adalah cara I Gede Dana dalam mempromosikan diri menuju pertarungan tahta tertinggi di kabupaten Karangasem. Meskipun dalam persaingan jelang pilkada Gede Dana tidak seanggresif sesama rekannya di PDI-P yang sudah terlihat bergerak ke mayarakat bawah, cara itu telah menujukan bahwa I Gede Dana sudah bersiap-siap ikut bersaing dalam pertarungan menuju Karangasem satu.
Made Sumiati yang merupakan anggota DPRD Provinsi Bali yang juga merupakan salah satu digadang-gadang sebagai calon bupati PDI-P tentu sama dengan I Gede Dana yang belum begitu menunjukan keagresifannya . Ia dengan The Sumiati Center nya masih melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan mengadakan metatah massal, sapuh lenger massal, ngaben massal . Selain itu, Made Sumiati terlihat selalu mendampingi Gubenur Bali pada setiap acara simakrama setiap ahir bulan, sebagai perwakilan DPRD Bali.
Sementara Golkar yang merupakan partai bupati petahanan saat ini, I Wayan Geredeg tidak lagi akan memunculkan nama Geredeg dalam pertarungan menuju Karangasem satu. Hal ini disebabkan oleh I Wayan Geredeg sudah menjabat dua periode sebagai bupati Karangasem, sehingga tidak bisa dicalonkan lagi menjadi Bupati.
Muncul nama wakilnya saat ini yang berstatus incumbent Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerena yang di dorong untuk maju memperebutkan kursi tertinggi di bumi lahar. Sukerana yang merupakan mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini terlihat intens turun ke masyarakat bawah. Meskipun tidak terlihat anggresif seperti para pesaing-pesaingnya yang telah menujukan diri, sukerena hanya terlihat turun kemasyarakat sebagai wakil bupati Karangasem.
Diantara nama-nama yang sudah familiar di masyarakat itu, ada beberapa tokoh Karangasem yang patut diperhitungkan dalam pertarungan menuju Karangasem satu, meskipun tak begitu terlihat anggresif muncul nama-nama sebut saja seperti adik kandung Bupati Karangasem, Anak Agung Bagus Ngurah (PDI-P), Komang Kisid (Golkar), I Wayan Parka (PKPI), I Kadek Sujanajaya (Nasdem), Wayan Suastika (PDIP), I Nyoman Suyasa (Gerindra), Ida Bagus Adnyana Gerindra).
Konstelasi Politik Dan Peta Kekuatan Politik
Meski telah terdengar nama-nama figur dan politisi yang akan maju ke tahta tertinggi Karangasem semakin bermunculan, tetapi pada ahirnya akan terjaring danmengarah pada beberapa pasang calon bupati dan wakil bupati Karangasem sesuai dengan peroleha kursi DPRD Karangasem yang mengsyaratkan minimal 20 persen dari perolehan kursi dan 25 persen dari perolehan suara pemilu bisa mengajukan pasangan calon, semantara bagai calon perseorangan (independen) syarat yang harus dipenuhi adalah dukungan sebanyak 4 persen KTP dari jumlah penduduk Karangasem.
“Sesuai dengan data statistik perolehan suara hasil pemilu 2014 dari 45 anggota DPRD Karangasem yang terpilih terdiri dari: 5 Nasdem, 1 PKS, 12 PDI-P, 13 Golkar, 5 Gerindra, 5 Demokrat, 2 Hanura, dan 2 PKPI. Maka dengan demikian hanya PDI-P dan Golkar saja yang dapat mengajukan calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem tanpa berkoalisi karena telah memenuhi syarat 20 persen, sedangkan partai-partai lain untuk bisa mengajukan pasangan calon bupati dan wakil bupati harus menggalang koalisasi antar partai”.
Golkar yang menempatkan wakil terbanyak di Kursi DPRD Karangasem terlepas dari kisruh partai Golkar pusat antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono terlihat sudah membuka peluang kepada kadernya untuk maju sebagai Bupati dan wakil bupati. Partai ini merupakan kekuatan besar sebagai partai penguasa di Karangasem terbukti selama dua periode telah mengantarkan I Wayan Geredeg sebagai Bupati.
Nama yang paling kuat yang akan mendapat rekomendasi di Partai beringin ini adalah I Made Sukerena yang tiada lain adalah wakil bupati Karangasem pertahana. Ada indikasi terbangunnya Koalisi Bali Mandara yang mempertemukan Golkar-Demokrat-Gerindra yang memunculkan nama Sukerana-Suyasa, Sukerana-Ida Bagus Adnyana, aka tetapi sampai saat ini belum begitu terlihat perkembangannya.
Begitu pula PDI-P yang memperoleh kursi sebanyak 12, lebih satu kursi di bawah Partai Golkar ini tidak mau kalah dalam memperebutkan kursi tertinggi di Karangasem. PDI-P memunculkan nama-nama kuat yang akan mendapat mandat dari DPP Pusat Partai PDI-P untuk melenggang ke Pertarungan kursi bupati dan wakil bupati Karangasem, I Gede Dana ketua PAC Karangasem, Ni Made Sumiati (Anggota DPRD Bali), I Wayan Sudirta (Wakil Ketua DPD PDI-P Bali).
Ada desas-desus yang mengarah pada pasangan Sumiati-Dana, yang sebelumnya ada isu muncul pasangan Sudirta-Dana, akan tetapi semua itu masih dalam proses yang disebabkan oleh belum turunnya mandat ketua umum PDI-P pusat terkait calon Bupati dan Wakil Bupati dari PDI-P sehingga belum bisa dipastikan sekenario PDI-P pada pilkada Karangasem 2015.
Sementara di luar dua partai yang berkuasa di bumi lahar, ada koalisi partai kecil yang akan menjadi kuda hitam dalam pertarungan perebutan kursi Karangasem Desember mendatang. Koalisi yang bernama Koalisi Karangasem Hebat (KKH) dimotori oleh tiga partai yaitu Nasdem, Hanura, dan PKPI yang telah siap akan mengusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati. Bahkan koalisi ini dikabarkan telah sepakat akan mengusung I Gusti Mas Sumantri yang kemungkinan tipis mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P Pusat. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh koalisi KKH mengingat secara finansial Mas Sumantri adalah istri miliarder Karangasem, I Gusti Made Tusan (GMT).
Adapun muncul pasangan dari Koalisi KKH ini antara lain: Mas Sumantri-Arta Dipa, Mas Sumantri-Sujanayasa, Mas Sumantri-Kari Sebali, Mas Sumantri-Wayan Parka, Mas Sumantri-Mas, Sumantri-Ardana. Sementara muncul juga nama I Made Sukerana yang notabene adalah mantan kader PKPI yang akan di dorong jika Ia terganjal oleh kisruh Golkar.
Partai Gerindra dan Demokrat masih belum terlihat pergerakannya dalam memastikan arah politiknya kemana. Kedua partai ini terlihat masih memperhatikan peta kekuatan yang akan muncul pada Pilkada Karangasem. Meskipun kuat akan muncul koalisi Bali Mandara Karangasem, akan tetapi hal ini masih belum ada kepastian sehingga belum bisa diprediksi arah peta politik dari kedua partai ini.
Dari jalur Independen atau perseorangan belum ada yang memunculkan pasangan akan maju pada pertarungan menuju Karangasem satu. Pasangan non partai untuk bisa lolos menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati cukup berat mengingat syarat yang harus dipenuhi cukup tinggi. Total Jumlah penduduk Karangasem yang saat ini mencapai 539.000 jiwa mengharuskan pasangan independen mengajukan KTP 4 persen dari total penduduk Karangasem, jadi calon independen harus mengumpulkan KTP sebanyak kurang lebih 21.560 buah. Hanya pasangan Gusti Ayu Mas Sumantri – I Wayan Artha Dipa yang mengklaim sudah mengumpulkan 80.000 buah KTP untuk mendaftar jalur independen sebagai jaga-jaga jika tidak mendapat kendaraan politik.
Oleh : I Wayan Supadma Kerta Buana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H