“Sesuai dengan data statistik perolehan suara hasil pemilu 2014 dari 45 anggota DPRD Karangasem yang terpilih terdiri dari: 5 Nasdem, 1 PKS, 12 PDI-P, 13 Golkar, 5 Gerindra, 5 Demokrat, 2 Hanura, dan 2 PKPI. Maka dengan demikian hanya PDI-P dan Golkar saja yang dapat mengajukan calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem tanpa berkoalisi karena telah memenuhi syarat 20 persen, sedangkan partai-partai lain untuk bisa mengajukan pasangan calon bupati dan wakil bupati harus menggalang koalisasi antar partai”.
Golkar yang menempatkan wakil terbanyak di Kursi DPRD Karangasem terlepas dari kisruh partai Golkar pusat antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono terlihat sudah membuka peluang kepada kadernya untuk maju sebagai Bupati dan wakil bupati. Partai ini merupakan kekuatan besar sebagai partai penguasa di Karangasem terbukti selama dua periode telah mengantarkan I Wayan Geredeg sebagai Bupati.
Nama yang paling kuat yang akan mendapat rekomendasi di Partai beringin ini adalah I Made Sukerena yang tiada lain adalah wakil bupati Karangasem pertahana. Ada indikasi terbangunnya Koalisi Bali Mandara yang mempertemukan Golkar-Demokrat-Gerindra yang memunculkan nama Sukerana-Suyasa, Sukerana-Ida Bagus Adnyana, aka tetapi sampai saat ini belum begitu terlihat perkembangannya.
Begitu pula PDI-P yang memperoleh kursi sebanyak 12, lebih satu kursi di bawah Partai Golkar ini tidak mau kalah dalam memperebutkan kursi tertinggi di Karangasem. PDI-P memunculkan nama-nama kuat yang akan mendapat mandat dari DPP Pusat Partai PDI-P untuk melenggang ke Pertarungan kursi bupati dan wakil bupati Karangasem, I Gede Dana ketua PAC Karangasem, Ni Made Sumiati (Anggota DPRD Bali), I Wayan Sudirta (Wakil Ketua DPD PDI-P Bali).
Ada desas-desus yang mengarah pada pasangan Sumiati-Dana, yang sebelumnya ada isu muncul pasangan Sudirta-Dana, akan tetapi semua itu masih dalam proses yang disebabkan oleh belum turunnya mandat ketua umum PDI-P pusat terkait calon Bupati dan Wakil Bupati dari PDI-P sehingga belum bisa dipastikan sekenario PDI-P pada pilkada Karangasem 2015.
Sementara di luar dua partai yang berkuasa di bumi lahar, ada koalisi partai kecil yang akan menjadi kuda hitam dalam pertarungan perebutan kursi Karangasem Desember mendatang. Koalisi yang bernama Koalisi Karangasem Hebat (KKH) dimotori oleh tiga partai yaitu Nasdem, Hanura, dan PKPI yang telah siap akan mengusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati. Bahkan koalisi ini dikabarkan telah sepakat akan mengusung I Gusti Mas Sumantri yang kemungkinan tipis mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P Pusat. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh koalisi KKH mengingat secara finansial Mas Sumantri adalah istri miliarder Karangasem, I Gusti Made Tusan (GMT).
Adapun muncul pasangan dari Koalisi KKH ini antara lain: Mas Sumantri-Arta Dipa, Mas Sumantri-Sujanayasa, Mas Sumantri-Kari Sebali, Mas Sumantri-Wayan Parka, Mas Sumantri-Mas, Sumantri-Ardana. Sementara muncul juga nama I Made Sukerana yang notabene adalah mantan kader PKPI yang akan di dorong jika Ia terganjal oleh kisruh Golkar.
Partai Gerindra dan Demokrat masih belum terlihat pergerakannya dalam memastikan arah politiknya kemana. Kedua partai ini terlihat masih memperhatikan peta kekuatan yang akan muncul pada Pilkada Karangasem. Meskipun kuat akan muncul koalisi Bali Mandara Karangasem, akan tetapi hal ini masih belum ada kepastian sehingga belum bisa diprediksi arah peta politik dari kedua partai ini.
Dari jalur Independen atau perseorangan belum ada yang memunculkan pasangan akan maju pada pertarungan menuju Karangasem satu. Pasangan non partai untuk bisa lolos menjadi calon Bupati dan Wakil Bupati cukup berat mengingat syarat yang harus dipenuhi cukup tinggi. Total Jumlah penduduk Karangasem yang saat ini mencapai 539.000 jiwa mengharuskan pasangan independen mengajukan KTP 4 persen dari total penduduk Karangasem, jadi calon independen harus mengumpulkan KTP sebanyak kurang lebih 21.560 buah. Hanya pasangan Gusti Ayu Mas Sumantri – I Wayan Artha Dipa yang mengklaim sudah mengumpulkan 80.000 buah KTP untuk mendaftar jalur independen sebagai jaga-jaga jika tidak mendapat kendaraan politik.
Oleh : I Wayan Supadma Kerta Buana