Di kereta api bukan sekadar melakukan perjalanan jarak jauh tetapi belajar tentang toleransi, persahabatan, saling menghormati, majamenen waktu, dan lainnya. Itulah yang keluarga kami rasakan, bersama 30 keluarga (142 orang), saat backpaker ke Jogjakarta pada Mei 2024 lalu. Saya, istri, dan dua orang anak ikut dalam rombongan ini.
Backpaker keluarga ini adalah agenda tahunan keluarga ilalang school, sekolah alam di kabupaten Lebak, Banten. Di tahun 2024 ini tujuan backpaker-an adalah Kota Pelajar, Jogjakarta.
Berangkat dari stasiun Rangkasbitung pukul 06.00 WIB, pukul 09.00 pagi kami sampai berada di stasiun Pasar Senen. Kami tidak buru-buru. Santai saja di jalan. Kereta dijadwalkan berangkat pukul 11.00 WIB. Tapi lebih baik lama nunggu daripada ketinggalan. Kami punya waktu untuk istirahat atau bersiap-siap.
Rombongan keluarga kami masuk stasiun dengan tertib. Antrean tidak padat. Dengan ramah petugas mengarahkan untuk cek tiket. Kami mempersiapkan KTP, KK, dan tiket. Pemeriksaan sebentar saja. Tidak lama kami bisa menuju kereta.
Kami menuju gerbong dan kursi yang sesuai pembagian dari panitia. Pramugari kereta api melayani dengan sopan dan ramah. Mereka membantu mengarahkan agar tidak salah gerbong ekonomi atau eksekutif.
Masih di mulut gerbong saja tericum suasana sejuk, bersih, dan aromanya enak. Tidak sulit menemukan kursi. Lebih dahulu menempatkan tas di bangku, duduk sekenanya agar penumpang lain bisa lewat. Â Sekitar dua puluh menit kami menunggu di dalam kereta. Memang anak-anak sudah tidak sabar menunggu kereta mulai jalan. Tapi kereta patuh pada jadwal. Tidak bisa memajukan atau memundurkan jadwal.
Backpacker kali ini jadi kesempatan untuk lebih mengenal dengan keluarga lainnya. Satu keluarga dengan keluarga yang lainnya asyik bercengkrama. Tidak bisa ditahan, anak-anak bersorak saat kereta mulai bergerak, karena bahagia. Mereka tidak bisa duduk di kursi masing-masing. Mereka malah bermain bareng teman-temannya.
Jadi rata-rata orang tua saja yang duduk di kursinya. Anak-anak malah main petak umpet. Ke mana sembunyinya? Ternyata di balik kursi-kursi.
Backpacker digunakan untuk saling mengenal menumbuhkan ikatan kekeluargaan antar anggota keluarga. Cukup panjang perjalanan ke Jogja. Sekitar 12 jam perjalanan. Yang biasanya mungkin jarang ngobrol lama, kesempatan duduk bareng itu digunakan untuk ngobrol mendalam. Mengikat dan mengeratkan ikatan hati bersama pasangan dan anggota keluarga lainnya.
Di kereta anak-anak tidak mau diam. Mereka main bareng dengan teman-temannya. Untung kami memesan satu gerbong. Pengennya sih mereka duduk di bangku masing-masing. Tapi namanya anak-anak kegiatannya ya main-main. Tapi kami tetap berpesan kepada mereka,