Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merawat Fitrah Belajar Anak

27 September 2024   13:03 Diperbarui: 27 September 2024   13:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia merupakan makhluk pembelajar. Pertajam dan konsisten untuk belajar. Fitrah belajar merupakan anugerah dari Allah yang diinstall sejak lahir hingga dewasa/tua.

Namun, kecenderungan/kesukaan masing-masing berbeda satu sama lain. Berbeda pula kecepatan belajarnya. Ada yang mudah belajar sesuatu/cepat paham. Ada juga yang sulit/susah belajar/memahami sesuatu. 

Kita mungkin banyak masalah/keluhan termasuk dalam hal mendidik anak. Dalam mencari solusinya, banyaklah bertanya pada Allah, bukan lebih banyak bertanya kepada pakar parenting. Banyak meminta kepada Allah untuk memberikan solusi. Salah satunya dengan banyak merenung.

Ajak anak untuk belajar, dipancing menjadi orang yang berkehendak, berkeinginan, agar jangan menyerah. Memberikan pengorbanan untuk mendapatkan ilmu.

Orang tua menjadi sosok pembelajar, kalau ada kegiatan, banyak bertanya. Begitu ya. Seharusnya sang ayah memanfaatkan kegiatan seperti seminar, diskusi, atau workshop dengan mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Meskipun jawabannya sudah tahu/diduga, nggak papa tuh bertanya, sebab bisa jadi jawabannya untuk menguatkan. 

Penting untuk melibatkan orang tua pada kegiatan pembinaan anak. Misalnya nanti anak mau berguru atau mengaji kepada seorang guru, perlu nih orang tua mengantarkan/menyerahkan kepada sang guru. Ini menandakan orang tau merasakan pentingnya kegiatan pembinaan itu.

Milikilah/asahlah mental pejuang. Ini yang membuat kita bergairah untuk melakukan sesuatu terus menerus. Jadilah pejuang keluarga. Ada waktu, tenaga, dan kelelahan/keletihan untuk perjuangan itu tapi itulah tugas orang tua/kepala keluarga.

Setiap keluarga harus punya proyek gang dibicarakan di keluarga, melibatkan anak, bukan cuma program cari uang. Dalam pemilihan tema/kegiatan libatkan anak untuk menumbuhkan daya kritis dan komunikatif mereka. Syukur-syukur muncul begitu saja. Kalau tidak, perlu dipancing juga. Bu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun