"Sudah dibilang berkali-kali tapi belum ngerti juga. Dimarahin juga sudah sering."
Ada orang tua yang mengeluh kalau anaknya susah diarahkan. Diingatkan agar belajar tapi lebih sering main game. Dalam beribadah juga sering telat. Berangkat ke sekolah pun malas-malasan.
"Jadi ingat waktu kecil. Dulu saya juga begitu. Malasnya minta ampun." Ujar orang tua lainnya.
Begitulah percakapan kedua orang tua yang anaknya saat itu di jenjang SMP. Sekilas merupakan keluhan yang sama, dirasakan orang tua pada umumnya.Â
Bagian mana yang harus diupayakan? Langkah apa yang perlu dilakukan?
Kesadaran perlu ditanamkan dengan baik. Orang tua memberitahu kepada anaknya tentang yang harus dilakukannya. Jika tentang kedisiplinan, maka orang tua membicarakan tentang kedisiplinan ini bersama anaknya.
Butuh berapa kali ngomong?Â
Berkali-kali. Sebab anak-anak bisa lupa dalam waktu sebentar. Mungkin otaknya belum berkembang dengan sempurna sehingga belum bisa berpikir dengan mendalam. Maka perlu pemberitahuan berulang-ulang. Maka perlu peringatan berkali-kali.Â
Orang tua perlu berkaca dari pengalamannya. Ketika dulu masih kecil bukankah orang tua perlu diingatkan berkali-kali? Bukankah juga merepotkan orang tuanya di rumah?Â
Kenakalan dan kebanggaan merupakan siklus yang banyak dilewati oleh seseorang untuk mencapai dewasa atau orang tua. Kalau saat ini anak kita nakal maka itu pula yang akan mengantarkan sampai dewasa. Karena itu nikmati saja. Bersabar hingga sampai waktunya tiba.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H