Melihat kerepotan dan kerempongan menyiapkan anak yang lebih dari tiga orang, itu bukan hal yang sederhana. Mengingat satu anak dengan anak lainnya bisa berbeda karakter, ada yang mudah dikondisikan, ada yang butuh tenaga ekstra.
Ada keluarga yang unik. Mereka punya banyak anggota. Anak tertua punya tanggung jawab mengasuh adiknya. Masing-masing punya tanggung jawab terhadap barang bawaannya.
Ijazah di sekolah nonformal
Salah satu hal utama yang menjadi pertimbangan formal adalah tentang ijazah. banyak orang tua yang bertanya hal ini. Bagaimana nanti ijazahnya? Apakah dapat ijazahnya?
Kalau di sekolah kami tidak ada ijazahnya. Jadi kalau ingin mendapatkan jasa bisa mengikuti penyetaraan paket A. sekolah punya link ke KBM atau lembaga lain yang bisa mengeluarkan ijazah penyetaraan ini. Dan sudah ada beberapa anak yang mendapatkan ijazah lewat penyetaraan. Ini bisa dipakai mendaftar di sekolah negeri atau kampus nanti.
Banyak kan orang yang bisa melanjutkan sekolah dengan berbagai ijazah penyetaraan? Nah ini bisa jadi solusi atau jawaban tentang pendapat atau tidaknya ijazah.
Kalau pertimbangannya mencari pekerjaan tentu tidak masalah kan ijazahnya formal atau non formal. Apalagi jika nanti diarahkannya menjadi pengusaha tentu tidak membutuhkan ijazah formal. Kita sekolah bukan karena ijazah tapi mendapatkan ilmu.
Perubahan yang saya amati pada karakter anak saya adalah kemandirian, kreativitas, dan dan bakatnya. Misalnya sudah bisa masak sendiri. di usia 7 tahun dan 9 tahun sudah biasa mencuci baju merapikan kamar dan keperluan pribadinya. Walaupun masih dibimbing oleh orang tua.
Secara keseluruhan hal yang didapat dari sekolah nonformal adalah banyaknya pengalaman dengan berbagai kegiatan di sekolah tersebut. Setiap tempat atau pilihan memang punya kelebihan dan kekurangannya. Tapi kita harus bertanggung jawab dengan pilihan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H