Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memilih Pendidikan Nonformal karena Programnya, Alternatif Pendidikan untuk Anak

18 Juli 2024   11:14 Diperbarui: 18 Juli 2024   11:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan anak-anak ilalang bereksplorasi di sawah (dokumentasi sekolah ilalang) 

Ketiga, banyak kegiatannya

Semakin banyak kegiatan semakin bagus buat anak. Semakin banyak bergerak motorik anak semakin bagus. Anak juga banyak mendapatkan pengalaman dari kegiatannya itu. Pengalaman yang mungkin tidak akan didapatkan di dalam kelas. Pengalaman itu yang sangat berharga sebagai bekal dalam kehidupannya.

Keempat, belajar kecakapan hidup

Di sekolah, anak belajar keterampilan seperti memasak, piket, keterampilan seperti mencuci, menyetrika, menjahit, dan lainnya. Ya, anak-anak seringkali melakukan keterampilan itu di sekolah kan itu bermanfaat buat kehidupannya.

Kalau sekolah formal mungkin tidak bisa merasakan aktivitas seperti itu. Sekilas kita bisa mikir pekerjaan itu kan ada yang mengerjakannya. Anak-anak perlu dikenalkan dan bisa mengerjakan keterampilan itu. Daripada tidak pernah melakukannya bisa-bisa anak kaku atau bahkan tabu mengerjakan keterampilan itu.

Kelima, pendidikan berbasis komunitas

Setiap orang tua dilibatkan dalam pendidikan anak-anak yang ada dalam sekolah itu. Orang tua diajak untuk memenuhi tanggung jawab dan kepedulian terhadap pendidikan anak-anak yang ada dalam sekolah itu.

Sesuai dengan yang diharapkan anak saya menemukan berbagai kegiatan seru. Salah satunya naik kereta api. Sehingga sekarang sudah tiga kali naik kereta. Anak-anak naik kereta api merupakan pengalaman yang menyenangkan. Anak mana sih yang gak suka kereta api. Melihatnya saja senang sekali. Apalagi naik kereta api.

Sekolah yang dipimpin oleh Abah Apri (kami memanggilnya begitu), melibatkan keluarga. Jangan bayangkan kalau di sekolah ini orang tua bisa berlepas tangan kepada fasilitator di sana. Justru orangtua semakin sibuk. Kami harus selaras dengan sekolah. Banyak pekerjaan tambahan yang mungkin di luar berbeda dengan orang tua di sekolah lain.

Apa yang berbeda?

Kami diminta membuat visi misi keluarga. Nah sudah beda kan? Kalau di sekolah negeri mungkin tidak sampai orang tua membuat visi misi keluarga. Tidak gampang membuatnya. Sampai beberapa hari saja masih ada perdebatan antara saya dengan istri. Tapi saya menyadari bahwa visi misi keluarga ini sangat bagus dan sangat penting dan harus dipunyai oleh setiap keluarga supaya keluarganya itu punya arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun