Ada banyak jenis sekolah yang bisa kita pilih. Saya memilih sekolah nonformal untuk dua anak saya. anak pertama saya masuk sekolah nonformal ketika umurnya 7 tahun. Dia sudah dua tahun di sekolah nonformal. Anak kedua saya masuk sekolah nonformal umur 6 tahun.
Saat mau masuk sekolah saya memberikan beberapa pilihan kepadanya. Kami mendatangi dua sekolah swasta, satu sekolah negeri, dan sekolah alam. Sempat pula mencoba beberapa fasilitas di sekolah itu. Dari beberapa sekolah itu, anak saya memilih sekolah alam.
Padahal, kalau dia pilih sekolah swasta, bisa jadi berangkat dan pulangnya bisa bareng dengan saya, karena saya adalah guru di sekolah swasta. Nyatanya dia pilih sekolah alam yang merupakan sekolah nonformal.
Namanya Sekolah Ilalang. Tidak punya ruang kelas seperti kelas pada umumnya. Sekolahnya tidak pakai seragam. Nama kelas-kelasnya adalah Kelas Raja, Kelas Semai, Kelas The Flash, Kelas Hujan, Kelas Naga, dan Kelas Pucuk Harum.
Raportnya bukan berisi angka-angka tetapi deskripsi perkembangan anak. kenapa saya berani memilihkan sekolah alam ini?
Inilah pertimbangan saya mantap memilih sekolah ilalang, sekolah nonformal.
Pertama, siswanya belum banyak
Anak pasti mendapatkan perhatian lebih banyak dari guru karena satu guru mengampu beberapa anak saja. Bandingkan dengan sekolah formal. Satu guru harus mengawasi 10 hingga 20 siswa. Bahkan ada yang lebih. Maka, perhatian guru pasti kurang maksimal.
Kedua, sekolah berbasis minat bakat
Ini yang tidak kalah penting. Kalau sejak kecil sudah tahu minat dan bakat tentu bisa memaksimalkan minat dan bakatnya itu. Kan banyak orang yang tidak tahu apa minat dan bakatnya. Bahkan sampai dewasa atau tua masih bingung. Padahal kalau sudah tahu apa minat dan bakatnya kan bisa dimaksimalkan sehingga bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik.