Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analogi Sederhana Pentingnya Inovasi dalam Pendidikan

4 Juli 2024   09:15 Diperbarui: 4 Juli 2024   09:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran inovatif (sumber gambar: Canva Pendidikan)

Sebagai ini membaca buku Besok Sekolah Libur karena Suhud Rois. Buku yang sudah lama saya beli tapi belum rampung dibaca karena memang pelan-pelan membacanya. 

Beliau menuliskan, kalau untuk cireng saja perlu inovasi mengapa guru masih bertahan saja dengan metode pembelajaran yang tidak berubah. 

Di sekeliling kita banyak sekali hal yang terus berinovasi. Misalnya es Teh. Sekarang ini banyak bermunculan mulai dari teh poci, es teh solo, es teh khatulistiwa, es teh jumbo,es teh nusantara, dan lainnya. Ada sekitar 10 merk tentang es teh ini. 

Ada yang bertahan dengan es teh saja atau rasa original ada pula yang memvariasikan dengan rasa lainnya misalnya leci, Yakult, jelly, dan lainnya. 

Mengapa mereka terus berinovasi? Karena kalau tidak beronovasi mungkin tidak laku atau minimal kurang laku. Pengertian tidak digemari oleh konsumen. 

Maka harusnya begitu juga dengan seorang guru. Guru harus berinovasi dalam pembelajarannya. Guru harus berinovasi dalam mendidik siswa. Tidak boleh mengajar dengan cara itu-itu saja karena akan menimbulkan kebosanan siswa. 

Apalagi sekarang teknologi semakin berkembang. Di rumah mungkin siswa sudah terbiasa dengan teknologi. Kalau di sekolah tidak menggunakan teknologi maka akan hambar rasanya.

Guru juga jangan menggunakan metode ceramah saja dalam pembelajaran. Mereka, dalam hal ini siswa, perlu dilibatkan dalam pembelajaran secara aktif yang membuat mereka melibatkan motoriknya. Sehingga mereka tidak bosan atau mengantuk di kelas.

Mereka juga perlu mendapatkan pembelajaran kontekstual sehingga pembelajaran semakin nyata. 

Sekian dulu belajar gerak lurus berubah beraturan hanya dengan memperhatikan papan tulis atau deretan rumus maka perlu simulasi yang dapat menggambarkan gerak lurus berubah beraturan secara nyata. Itu adalah salah satu contoh dalam bidang fisika. Begitu juga dilakukan di mata pelajaran lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun