Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengurangi Bullying di Sekolah, Ini Solusinya

2 Oktober 2023   19:37 Diperbarui: 2 Oktober 2023   19:49 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying semakin ramai di negeri ini. Terutama di ranah pendidikan. Yang paling disorot masyarakat adalah kekerasan di kalangan anak SMP di Cilacap Jawa Tengah. 

Anak itu secara sadis melakukan kekerasan kepada temannya. Korban bahkan mendapat perawatan serius di rumah sakit.

Kita seakan dikejutkan dengan kejadian bullying di dunia pendidikan, dunia yang seharusnya sarat nilai kebaikan karena di sanalah nilai-nilai karakter ditanamkan dan ditumbuhkan.

Dengan tidak menyalahkan pihak manapun, kasus bullying ini harus mendapat perhatian kita. 

Setiap hari melihat postingan pembullyan. Memang sih dari dulu sudah ada bully hanya saja tdk di up media, tp apakah jaman sekarang lebih banyak kasusnya?

Kita tentu menyayangkan segala tindak bullying yaitu penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Bullying ini u menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus.

Solusinya?

Sejujurnya saya masih ragu menemukan solusi tepat untuk permasalahan bullying. Sebab bullying ini disebabkan banyak hal. Mulai dari kurangnya kesadaran anak-anak, gencarnya tontonan kekerasan, kurangnya aktivitas anak, kurangnya pendidikan keluarga, dan lainnya. 

Guru pun tidak bisa menghilangkan bullying sekalipun. Bukan berarti lepas tanggung jawab tetapi memang banyak pihak yang harus terlibat dan terlihat ambil bagian. 

Mengapa saya katakan demikian?

Karena bisa jadi di sekolah sang anak bisa menghindari bullying atau pertengkaran, eh kejadiannya di luar sekolah, baik saat di luar sekolah maupun saat bermain di lingkungan rumah. 

Bullying sangat mungkin dikurangi. Dengan aktivitas positif akan mengurangi kemungkinan memikirkan dan melakukan hal negatif. Meskipun bullying tentu sangat sulit hilang di muka bumi Nusantara ini. 

Namun, bukan berarti kita membiarkan saja kasus bullying ini. Kita semua harus punya tanggung jawab terhadap hal ini. 

Di sekolah yang bisa dilakukan adalah dengan memperbanyak kegiatan positif. Misalnya dengan berorganisasi baik itu OSIS, Pramuka, Rohis, dan lainnya.

Analisa saya begini.

Karena ada jam kosong atau waktu lowong, pas ngumpul-ngumpul akhirnya iseng menunjukkan kekuatannya atau melampiaskan kekuatan pada kegiatan bullying. 

Kalau dia sibuk dengan kegiatan sekolah seperti latihan berbaris, kegiatan Pramuka, menyiapkan acara seminar, pentas seni, disibukkan dengan latihan menari, musik, dan lainnya maka dia tidak ada waktu untuk berpikir dan melakukan bullying. Saya pikir seperti itu.

Kemudian, kalau bisa, sekolah mengurangi jam pelajaran. Kok bisa? Kadang pelajaran itu sering menjadi beban bagi siswa. Pikirannya terjejali dengan berbagai mata pelajaran yang harus diterimanya. Saat terbebani itulah dia akan mengalihkan pelampiasan kepada kegiatan bullying itu. 

Mudah-mudahan ini bisa jadi urun solusi yang bisa mengurangi masalah bullying. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun