Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gelar Karya Kearifan Lokal di SMA Terpadu Al-Qudwah

1 Oktober 2023   19:05 Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:13 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa sedang meniup meriam bambu (sumber gambar: dokpri)

"Terimakasih banyak kepada siswa kelas X yang sudah berjibaku menyiapkan gelar karya. Sebetulnya gelar karya tersebut tidak harus menampilkan hal yang wah sehingga membutuhkan banyak pengeluaran. Gelar karya bisa dilakukan dengan hemat biaya. Kita bisa mencoba permainan yang ada. Anggap sebagai tantangan, karena nggak muda juga untuk memainkan. Semoga gelar Karya lainnya terus menampilkan hal yang semakin seru," kata kepala sekolah, Iwan Supriana, M.Pd.

 

"Mantap, Pak. Seru acaranya. Anak-anak seneng banget ada permainan seperti ini. Mereka jadi bergerak. Jadi pembanding daripada main hape saja, kan," kata seorang guru SD.

Selama permainan itu juga saya melihat guru-guru yang mendampingi anak-anaknya menyaksikan gelar karya sangat bahagia. Mereka ketawa saat melihat bahkan menjajal permainan tradisional itu. Sekalian nostalgia, lah.

Ya, guru bahkan kepala sekolah ikut bermain beberapa Kaulinan Barudak yang dipamerkan di aula Granada dan sekitarnya. Ratusan pengunjung saling mengenal dan memainkan permainan tradisional yang sempat tenar di tahun 90-an dan sebelumnya.

Mereka memang jadi berkeringat, tapi terlihat kebahagiaannya. Mereka jadi lelah, tapi terlihat ketawa. Banyak bergerak, jadi sehat. Camilan kacang rebus, singkong rebus, mantang rebus yang tersaji di piring terbakar habis menjadi energi sekaligus mengurangi kalori dalam tubuh.

Rasanya permainan yang paling susah adalah bermain egrang. Berdiri, berpegangan, dan berjalan dengan sebilah bambu yang diberi pijakan ini memang butuh keseimbangan dan ketepatan saat mengayunkannya.

Hanya ada dua guru yang kelihatan mahir menggunakannya. Semuanya guru putra. Lalu bagaimana guru lainnya? Mungkin masa kecilnya belum biasa memainkannya.

Beberapa kali guru yang mencoba hanya satu dua kali jalan. Lainnya bahkan jatuh saat baru naik, belum juga jalan. Tapi, banyak juga siswa yang mahir main egrang. Bahkan anak perempuan juga, lho.

Permainan yang paling ramai adalah meriam bambu, ini versiku. Anak-anak SD dan SMP mengerubungi dua meriam bambu yang diisi minyak itu. Kabarnya, siswa kelas X menghabiskan sampai empat buah bambu.

Suara menggelegar dari meriam bambu itulah yang menarik minat pengunjung. Banyak panitia yang diambil alih oleh pengunjung. Jadi awalnya panitia yang membunyikan meriam itu. Lalu saat ramai, pengunjung sendiri yang meledak-ledakkan meriam bambu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun