Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dalam Makanan Tradisional Melalui Kegiatan P5

23 Februari 2023   23:42 Diperbarui: 23 Februari 2023   23:48 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas X SMA Terpadu Al-Qudwah saat ini masih mengadakan kegiatan P5. Kegiatan ini merupakan salah satu unggulan di sekolah merdeka. Kegiatan yang jadi unggulan kebijakan menteri Nadiem Makarim. Di tahun pertama ini ada 3 tema yang dipilih yaitu kewirausahaan, gaya hidup Berkelanjutan, dan kearifan lokal. 

Nah, sekarang ini sedang menjalankan Kearifan lokal. Siswa dibagi beberapa kelompok. Kegiatannya banyak. Misalnya belajar membuat makanan tradisional. 

Ada yang membuat jojorong. Apa itu jojorong? Bahanya sama dengan bubur sumsum. Bedanya bentuk. Kalau jojorong bentuknya kerucut. Pembungkusnya daun pisang. 

Jojorong ini makanan tradisional favorit dan kebanggaan Warga Lebak. Rasanya lembut dan manis. Membuatnya lumayan lama sekitar beberapa jam.

Jualannya pun nggak di tempat elite. Pada umumnya dijual emak-emak yang keliling. Itu pun jalan kaki. Kadang sering kasihan kalau melihat emak-emak jualan yang harganya nggak seberapa. Padahal perjuangan luar biasa. Jalan kaki sampai menempuh berkilometer jaraknya. 

Nah, dengan membuat makanan tradisional ini siswa bisa tahu bagaimana perjuangan membuat jojorong. Mudah-mudahan mereka merasa kerasnya perjuangan untuk membuat makanan tradisional itu. 

Selain jojorong ada juga gipang. Makanan yang sudah lama jadi teman ngopi ini akhirnya jadi tahu untuk membuatnya. 

Presentasi ini dijelaskan oleh Aris. 

"Nasi dijemur. Setelah kering digoreng. Siapkan asam Jawa. Masukkan gula ke air asam Jawa ini sampai jadi karamel," katanya. 

Penjelasan Aris terlihat di video yang dibuatnya bersama teman-temannya. Lumayan ngasih informasi untuk siswa bahkan saya sendiri yang jadi guru. 

Ada juga yang membuat nasi tumpeng. Kelompok ini dipimpin oleh Lana. 

"Biayanya sekitar Rp. 300 ribu. Kami membuat lebih berwarna dengan warna merah. Pewarna pakai bahan organik," katanya. 

Meskipun zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih ada baiknya kita tidak melupakan budaya bangsa. Kebudayaan bangsa itu banyak ragamnya. Makanan tradisional juga merupakan budaya bangsa. Jangan sampai generasi berikutnya lupa dengan makanan tradisional yang menjadi kebanggaan bangsa. Kalau generasi zaman dulu pastinya sudah kenal dekat dengan makanan tradisional itu. Tapi bagaimana dengan generasi masa depan? Nah, itu tanggung jawab kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun