Saat itu di sekolah belum langganan koran. Maka saya harus mengeceknya ke loper koran.
Sehari dua hari hingga lima hari tulisan saya belum dimuat.
Sementara, terlanjur ke loper koran maka saya harus beli koran. Nggak mungkin cuma ngecek saja. Tulisan belum dimuat, eh keluar uang buat beli koran. Memang sih harganya Rp. 3000 atau Rp. 4000. Tapi kalau setiap hari ya lumayan buat ukuran guru honor.
Setelah 5 hari mengecek di loper koran hasilnya zonk, dompet saya mulai menipis.
Saya pun bermuka tebal nebeng ke sekolah lain untuk mengecek koran. Sehari dua hari belum ada penampakan yang membuat bahagia.
Muka saya pun sudah terlalu tebal lagi...
Malu sih tapi itu pilihan saya daripada keluar uang.
Setelah hari ke-9 barulah terlihat penampakan. Itu pertama kali foto saya dan tulisan terpampang di koran Banten. Perasaannya luar biasa bungah.
Lalu saya pamerkan ke guru-guru dan mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Setelah itu bermunculanlah ide untuk membuat tulisan lagi. Ternyata penguatan itu membuat semangat dan ide menulis lebih kuat lagi.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H