Pagi ini grup sekolah ramai. Ada suasana positif di dalamnya. Hm, suasana yang sering saya rindukan karena jarang seperti ini terjadi di grup sekolah. Biasanya? Ah, lebih didominasi share-share informasi baik foto, berita, video yang tidak jelas kebenarannya.
Maka tema pagi itu seperti oase di tengah gurun bagi guru sepertiku. Setelah banyaknya dicekoki muatan yang sering membuat ingin meninggalkan grup saja.
Diawali dengan kiriman pesan dari guru olah raga seperti ini:
Rasul dan Ibnu Abbas
Saat itu Ibnu Abbas berusia belasan tahun, dan Rasul sudah lebih dari 50 tahun, tapi perbedaan usia dua generasi itu tidak menghambat untuk mereka saling berbicara, ngobrol, tak segan Rasul mengajaknya dibonceng di kudanya.
Saat momen momen seperti itulah Rasul memberikan nasihat nasihatnya.
Dari Abul 'Abbas 'Abdullah bin 'Abbs Radhiyallahu anhuma, ia mengatakan, 'Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.
*
Membonceng anak BPI kita itu juga bagian dari Sunnah . Banyak yang bisa kita sisipkan berupa nasihat dari perjalanan bersama mereka. Perlu juga sepertinya setiap anak BPI kita merasakan di bonceng oleh pembinanya.
Kiriman guru olah raga ini ditimpali oleh guru bahasa Indonesia. "ini tuh ngena banget. Kenapa ya "ngobrol" ketika di kendaraan itu selalu get the point. Pengalaman waktu ke Pare di kereta kemudian ngobrol dengan anak, banyak info tergali dari anak."
Kepala bidang pendidikan Yayasan Qudwatul Ummah memberikan penguatan, "Spiritnya adalah mengarahkan mereka agar senantiasa bersama Allah. Beberapa pelajaran penting disampaikan Rasul pada Ibnu Abbas yang nota bene adalah sepupunya...Rasulullah mengajarkan sikap hidup (attitude) sebagaimana dilansir pada hadits di atas dalam redaksi yang panjang.Â
Rasulullah mengajak Ibnu Abbas jalan jalan agar terjadi bonding(personal close relationship). Maka mulailah Rasulullah mengajarkan mindset of life. Sesekali para pembina traktir binaannya makan, pasti mereka mereka nyaman. Dan siap menerima pandangan pandangan filosofik kehidupan.
Seorang guru yang baik adalah dia yang mampu menjadi teman-guru dan guru-teman pada saat yang sama. Dia guru kehidupan-teman berpikir dan bermain."
Hal besar pada percakapan di pagi itu adalah seorang guru harus dekat dengan murid. Komunikasi yang terjalin bukan hanya di kelas saja tetapi saat di luar kelas, di lapangan, di jalan, atau di mana pun. Seorang guru hendaknya jadi teman bagi sang murid. Bagaimana caranya? Masing-masing guru punya strateginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H