Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Negeri di Atas Awan Gunung Luhur Desa Wisata Citorek, Pelosok tapi Sangat Elok

12 November 2022   22:33 Diperbarui: 12 November 2022   22:53 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengunjung menikmati pemandangan negeri di atas awan Gunung Luhur, Desa Citorek, Kab. Lebak

Kabupaten Lebak punya banyak wisata yang khas. Tahukah di mana kabupaten Lebak itu? Pembaca kenal Suku Baduy? Masyarakat adat yang anti kemajuan teknologi itu, lho. Mereka (terutama Suku Baduy Dalam) tidak mau menggunakan alat-alat elektronik termasuk handphone.

Tak hanya punya Suku Badut, Lebak juga punya destinasi wisata yang unik berupa fenomena alam negeri di atas awan. Pemandangan alam yang memukau ini ada di kawasan wisata Gunung Luhur di desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, kini ramai dikunjungi wisatawan.

Tidak semua tempat bisa punya kesempatan mendapatkan fenomena alam yang unik ini. Tempat wisata sering bisa dibuat oleh manusia. Tapi fenomena negeri di atas awan sangat langka, tak bisa dibuat oleh manusia. Maka di awal penemuannya, kawasan wisata Gunung Luhur ini ramai dikunjungi wisatawan. Mereka penasaran dan ingin melihat langsung panorama hamparan awan dari atas gunung.

Di akhir pekan, kawasan ini banyaknya pengunjungnya. Banyak kendaraan dari luar daerah. Baik kendaraan motor roda dua maupun roda empat. Dari platnya kelihatan mereka berasal Jakarta Bandung, Bogor, bahkan dari Lampung dan Jogja.

Pemandangan dalam perjalanan menuju ke sana sungguh memukau. Berbelok-belok turun menanjak seperti view menuju kawasan puncak saja.

Kabupaten Lebak, sebagai latar setting novel Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli ini tak jauh dari Jakarta. Orang menyebutnya hanya sepelemparan batu dari Jakarta, hanya sekitar 5 jam saja jika berkendara pakai roda empat. Rangkasbitung punya stasiun Commuter Line (CL) yang jaraknya hanya dua jam saya dari stasiun Tanah Abang.  Setelah itu kita perlu menempuh perjalanan selama dua jam lagi.

Karena munculnya pagi-pagi, sebaiknya kita sudah di sana saat malam atau dini hari. Saat ke sana saya berangkat pukul 20.00 WIB. Saya memulai perjalanan dari Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak. Belum sampai di tempat tujuan, berapa kali kami disuguhi kabut yang cukup tebal. Biasanya saat tanjakan atau daerah yang agak tinggi. Kita harus hati-hati mengendarai kendaraan karena jalannya lumayan curam.

Sesampainya di sana kita bisa beristirahat di beberapa penginapan dengan harga bervariatif. Mulai dari Rp. 200.000 hingga Rp. 500.000 per malam bahkan ada juga yang Rp. 150.000. Ada juga penginapan Rp. 150.000 per kamar, bisa ditempati 3 orang. Jadi Rp. 50.000 per orang. Sangat ekonomis. Untuk yang suka camping bisa juga berkemah dengan membayar biaya sewa lahan Rp 30.000.

Lokasi untuk mendapatkan sensasi di atas awan juga tidak susah karena bahkan dekat sekali dengan jalan. Jadi kita tidak harus jalan kaki atau mendaki ke daerah yang lebih tinggi. Ya, bahkan dari jalan saja masih terlihat bisa terlihat kumpulan awan.

Kawasan wisata Gunung Luhur terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Namun sebaiknya kita datang antara pukul 05.00 hingga 08.00 WIB. Ini adalah waktu paling sempurna untuk mendapatkan view yang sempurna pula. Harga tiket masuknya Rp. 5.000. Sangat terjangkau.

Dokpri
Dokpri
Beberapa penginapan di kawasan Gunung Luhur, hanya 50 meter dari negeri di atas awan

Jika cuaca cerah kita bakal mendapati pemandangan yang luar biasa indahnya. Seakan kita sedang ada di atas awan. Di atas gunung. Gumpalan asap putih-putih itu di bawah pandangan mata kita. Tersedia spot foto yang menarik pula. Udara dinginnya menambah pemaknaan yang mendalam pada suasana yang sedang dirasakan.

Dokpri
Dokpri
Dari jalan juga terlihat kumpulan awannya

Sebenarnya ketinggian kawasan wisata ini hanya 901 di atas laut (mdpl). Penemuannya negeri di atas awan pertama ini pun tidak disengaja. Kawasan ini ditemukan oleh seorang pekerja yang tengah memperbaiki jalan provinsi yang menghubungkan Lebak utara dan selatan pada September 2018. Kemudian dia memfotonya. Lalu dengan kekuatan media sosial menjadi viral. Para pengunjung pun mulai berdatangan. Bahkan dari luar Banten.

Budidaya Ikan Mas Dalam Rangkeng

Tak jauh dari kawasan wisata Gunung Luhur, kita juga bisa berkunjung ke pusat budidaya pembesaran ikan mas di aliran sungai Citorek dengan menggunakan kerangkeng. Sebuah pembudidayaan ikan emas yang unik.

Aktivitas ini awalnya dicetuskan oleh Jajang Kurniawan, Kepala Desa (Kades) Citorek Timur. Jajang ingin menularkan kepada warga. Ada keuntungan budidaya di sungai yaitu ikan menjadi cepat menjadi besar dan kualitas daging menjadi bagus  karena ikan terus bergerak mengikuti arus aliran sungai.

Rangkeng (kerangkeng) sebagai media tempat ikan terbuat dari bahan kayu atau bambu. Berbentuk kotak dengan ukuran disesuaikan dengan kondisi dan ditempatkan di aliran sungai.

Usaha budidaya pembesaran ikan mas, mampu membantu mendapatkan penghasilan tambahan. Masyarakat Citorek Timur sudah banyak yang mengikuti jejaknya. Di sepanjang aliran sungai di perkampungan Citorek, nampak berjajar kerangkeng ikan mas tertata rapi dan menjadikan pemandangan tersendiri.

Wisata Budaya Festival Rengkong

Masyarakat Desa Citorek dalam keseharianya masih mempertahankan adat leluhur budaya sunda buhun yang tertata dalam Wewengkon Kasepuhan Banten Kidul. Masyarakat Citorek menjalankan sosial budaya patuh dan taat sesuai dengan adat leluhur atau "tatali paranti karuhun".

Masyarakat Kasepuhan Citorek tersebat di lima desa; Citorek Tengah, Citorek Timur, Citorek Barat, Citorek Kidul, dan Citorek Sabrang. Adapun pusat kelembagaan adat masyarakat Kasepuhan Citorek berada di Desa Citorek Timur.

Di waktu tertentu kita bisa menyaksikan wisata budaya Festival Rengkong. Rengkong adalah alat pikul tradisional yang terbuat dari batang bambu untuk mengangkut padi. Ikatan pada rengkong terbuat dari serabut ijuk pohon aren. Tali dililitkan pada alat pikul bambu dan saat dipikul menghasilkan bunyi yang khas.

Budaya rengkong identik dengan budaya agraris. Rengkong kemudian diwarisi dan dikemas menjadi festival agar terus lestari dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Budaya rengkong merupakan bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah panen raya. Hasil panen mereka kemudian disimpan dalam leuit (tempat penyimpan padi) sebagai simbol bahwa mereka harus menjauhi keserakahan sekaligus menyiapkan kemungkinan untuk masa depan.

Foto: Sukmadi J. Rukmana
Foto: Sukmadi J. Rukmana
Festival rengkong di Desa Citorek

Berwisata ke Desa Citorek sangatlah memuaskan. Kita bisa mengunjungi berbagai tempat wisata lain seperti Wisata Alam Lereng Cibolang. Lokasinya yang masih perkampungan membuat pengunjung dimanjakan dengan udara yang segar. Tidak banyak polusi seperti kalau di perkotaan. Kalau menggirup udara dalam-dalam, seperti terasa ada mint-nya. Segar sekali udaranya.

Desa Wisata Ramah Berkendara dan Festival Kreatif Lokal 2022

sumber gambar: www.adira.co.id/
sumber gambar: www.adira.co.id/

Sektor pariwisata punya potensi tinggi untuk membangkitkan ekonomi bangsa. Karenanya PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. (Adira Finance) bersinergi dan berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) kembali menggelar Festival Kreatif Lokal (FKL) di beberapa tempat. Festival Kreatif Lokal 2022 merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Adira Finance untuk Indonesia di bawah pilar Sahabat Lokal yang fokus terhadap pengembangan pariwisata, budaya, kearifan lokal, dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Ada lima desa yang terpilih sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara, salah satunya Desa Wisata Alamendah Kabupaten Bandung.

Direktur Marketing Adira Finance, Swandajani menjelaskan, terpilihnya Desa Alamendah sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara karena banyaknya potensi yang ada dapat dikembangkan ke arah lebih baik dan kriteria pendukung yang sudah memadai. 

Misalnya infrastruktur seperti jalanan beraspal, penerangan lalu lintas, stasiun pengisian bahan bakar, dan bengkel otomotif; sumber daya manusia termasuk pelaku ekonomi kreatif, pengelola dan pemandu wisata; serta ekosistem pariwisata yaitu tempat wisata, akomodasi, ataupun fasilitas lainnya.

Kawasan wisata Gunung Luhur punya banyak potensi yang bisa dikembangkan. Meskipun letaknya di pelosok kabupaten Lebak, akses jalannya sangat bagus. Bahkan sudah termasuk jalan provinsi. Perawatannya langsung di bawah pemerintah provinsi. Jalannya mulus. 

Masyarakatnya pun punya keunikan tersendiri. Bukan tidak mungkin Gunung Luhur bisa lebih maju lagi dan termasuk Desa Wisata Ramah Berkendara pilihan CSR Adira Finance. Yah, siap tahu, kan?

link: adira.id/e/fkl2022-blogger

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bur Gayo, dari Hutan Pinus Bersemak menjadi Primadona di Tanah Gayo hingga Masuk Nominasi API 2022", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/ikhwanulparis/636e96224addee7fe41bd972/bur-gayo-dari-hutan-pinus-bersemak-menjadi-primadona-di-tanah-gayo-hingga-masuk-nominasi-api?page=3&page_images=1

Kreator: Ichwanul Farissa

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Referensi:

https://www.adira.co.id/detail_berita2/metalink/1721/Adira-finance-gelar-festival-kreatif-lokal-di-desa--wisata-alamendah

https://bantengate.id/desa-citorek-timur-kembangkan-budidaya-ikan-mas-dan-destinasi-wisata-gunung-luhur/

https://www.bantenhejo.com/2020/08/19/festival-rengkong-bukti-eksistensi-masyarakat-adat-kasepuhan-citorek-menjaga-dan-melestarikan-budaya/

https://lebakunique.id/destinasi/desa-citorek-barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun