Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bagaimana Cara Orang Tua Meredam Emosi

4 Agustus 2022   16:33 Diperbarui: 4 Agustus 2022   16:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lucunya anak (dokumentasi pribadi)


Ayah pernahkah emosi kepada anak? Atau jangan-jangan sering ya?

Pernahkah kita terpikir bahwa

Kita pasti sudah tahu sosok Ayah yang terbaik adalah Rasulullah SAW. Jadi kalau ingin menjadi Ayah yang terbaik contohlah Rasulullah. Rasulullah itu tidak pernah marah kepada anak-anak.

Lalu kalau kita marah kepada anak-anak siapakah yang sedang kita contoh?

Sulitkah tidak marah kepada anak? Saya sendiri beberapa kali marah kepada anak. Malah tidak terhitung. Astagfirullah....

Saya mengaku belum bisa mencontoh Rasulullah dengan sebaik-baiknya. Berapa kali karena terpancing dengan kondisi saya tidak bisa mengendalikan diri.

Meskipun saya tahu bahwa itu SALAH.

Kadang saya melakukan pembelaan diri.
Bahwa yang sayang lakukan itu benar tujuannya supaya anak tahu kesalahannya. Tapi hati kecil saya mengakui bahwa itu salah.

Ketika saya sadar maka saya meminta maaf kepada anak-anak. Saat sadar saya sering menangis dalam hati. Bahkan air mata saya bisa menetes.

Apalagi ketika saya berada di luar kota jauh dari mereka. Lalu sebelumnya saya memarahi anak-anak. Maka saya bisa nangis air mata di perjalanan itu. Jadi memang cara sangat mempengaruhi. Saat dekat disia-siakan, saat jauh dirindukan. Kalau ada sering tidak terasa, kalau tiada baru terasa.

Akuilah jika salah. Lalu berani meminta maaf kepada anak-anak. Meskipun kita adalah orang tua, kalau salah harus mengakui meminta maaf.

Lalu bagaimana jika esoknya kita marah lagi pada anak? Akuilah bahwa saat itu kita menang melawan setan.

Sebab setan tidak pernah berhenti untuk menjerumuskan manusia kepada keburukan. Setan tidak berhenti mengajak orang tua untuk melakukan kesalahan kepada anaknya. Selalulah berjuang untuk menjadi orang tua yang terus memperbaiki diri. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada kita. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun