Olahraga Nasional (PON XX) Papua selesai digelar. Beragam rekor dan sejarah baru ditorehkan pada gelaran olah raga yang dihelat di bumi Cendrawasih. Salah satunya adalah eksibisi eSport.
PekanEksibisi eSport PON XX Papua mempertandingkan tiga cabang gim, yaitu eFootball PES 2021, Mobile Legends, dan Free Fire.
Tidak semua daerah yang mengikuti pertandingan ini. Ada beberapa finalis yang berangkat ke Papua dan melakukan pertandingan. Finalis yang diberangkatkan ke Papua akan mendapatkan total hadiah Rp. 200 juta.
Dimasukkannya eSport sebagai salah satu cabang olah raga di gelaran PON XX Papua memberikan fakta bahwa eSport tidak lagi dianggap sebagai hiburan semata tapi eSport bisa dibilang sebagai salah satu cabang olah raga.
Mengapa eSport bisa disandingkan dengan cabang olah raga lainnya? Padahal eSport bukanlah olah raga yang tidak mengeluarkan keringat seperti olah raga lainnya?
Analoginya seperti main catur. Bukankah main catur juga tidak mengeluarkan keringat? Jadi wajar kalau eSport juga bisa dianggap sebagai sebuah cabang olah raga.
ESport bisa menjadi hal yang cerah prospeknya di masa depan. Apalagi dukungan teknologi yang semakin maju. Maka, eSport bisa menjadi skill yang mendatangkan kesuksesan. Bahkan bisa menjadi sebuah profesi.
Di dunia digital seperti sekarang ini banyak hal berubah. Termasuk dalam hal profesi atau cita-cita. Kalau dulu anak-anak ditanya tentang cita-citanya akan menjawab menjadi dokter, pegawai negeri, ilmuwan, dan lainnya.
Sekarang banyak jawabannya bukan itu saja. banyak anak-anak sekarang ini yang bercita-cita jadi conten creator, Youtuber, pegiat animasi, sukses di dunia film, dan lainnya.
Sejak di sekolah dasar mereka mengenal coding, sudah mainan robot, belajar animasi, dan lainnya. Hal yang zaman dulu tidak pernah dilakukan di sekolah. Orang tua harus menyadari bahwa dunia semakin berkembang. Tidak bisa menyamakan edukasi anak kita dengan kita dulu.
Ayah bunda, bukankah segala sesuatu kalau ditekuni akan menghasilkan? Hobi kalau semakin diasah akan semakin mahir?