Beberapa santri mengatakan mereka berani divaksin agar bisa melakukan pembelajaran tatap muka juga. Ya, selama ini mereka harus belajar daring. Sudah lama belajar daring, mereka kangen belajar tatap muka. Sejak dulu pembelajaran tatap muka (PTM) belum ada lampu hijau.
Nah, kabar baik itu muncul di September ini. Pemerintah memberikan lampu hijau untuk sekolah-sekolah di daerah tertentu. Termasuk pesantren di daerah ini. Tentu dengan beberapa syarat. Salah satunya siswa harus sudah divaksin.
Bisa dibilang vaksinasi berjalan dengan lancar. Mayoritas guru sudah divaksin lebih dulu. Saya sudah selesai vaksinasi kedua di bulan Juli lalu.
Saat sedang memotret jalannya vaksinasi, ada orang tua santri yang mendatangi. Bertanya tentang kartu vaksin. Anaknya sudah vaksinasi tahap satu. Saat ini sedang vaksinasi tahap dua.
"Kartu vaksin anak saya hilang, Pak. Apa bisa minta tolong?"
Kebetulan sekali. Saya pernah mengalaminya. Ya, setelah vaksinasi kedua, saya mendapat pesan lewat pesan singkat. Sertifikat vaksinasi bisa diunduh di-link pada pesan itu. Saat itu sudah saya unduh. Tapi saya lupa menyimpannya entah di mana.
Dari teman saya dapat informasi kalau sertifikat vaksin bisa ditelusuri lewat aplikasi PeduliLindungi. Caranya mudah. Hanya butuh NIK saja.
Untungnya saya sudah ada pengalaman mencari sertifikat vaksin yang hilang. Jadi tidak ada kesulitan mencarikan kartu vaksin yang hilang juga.
Beragam Fungsi Aplikasi PeduliLindungi
Sebagai respon untuk mengurangi bahkan mengentikan penularan Coronavirus Disease (COVID-19), pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian BUMN mengembangkan aplikasi PeduliLindungi.