Sebelum sahur saya salat malam. Saat itu juga saya banyak-banyak berdoa. Doa di waktu sepertiga malam juga berpeluang besar dikabulkan Allah.
Mengajak Anak BerdoaÂ
"Mas Jundi, Ayah ikut lomba nih. Tolong doain ya supaya menang lomba dan dapat hadiahnya. Hadiahnya laptop lho. Nanti kalau dapat laptop bisa dikasih ke bunda. Habis itu bisa buat nonton Mas Jundi sama adek..."
Saat itu si sulung saya mengiyakan.
Suatu hari setelah salat saya di musola saya terkejut. Biasanya anak-anak kalau selesai salat langsung lari. Main di luar musala. Tapi Mas Jundi kok diam, masih duduk bersila, dan mulutnya berkomat-kamit.
"Mas Jundi nggak main sama temen?"
Dia masih diam. Sejurus kemudian dia menjawab.
"Sekarang Mas Jundi habis salat nggak mau langsung mainlah. Tapi Mas Jundi mau berdoa supaya Ayah menang dapat laptop," ujar anak 6 tahun itu.
Sumpah. Saat itu mata saya masih berkaca-kaca. Dia masih ingat kalau saya ikut lomba. Dan mau-maunya menunda bermain untuk mendoakan ayahnya.
Tapi setelah itu justru saya tidak mau bilang kalau ada lomba. Saya merasa kasihan.
Sedekah Tersembunyi
Yang saya maksud sedekah tersembunyi adalah membeli dagangan dari orang-orang 'kecil'. Hampir setiap hari ada emak-emak yang keliling menjual makanan tempo dulu seperti gemblong, opak, dan kue cincin. Kasihan aja lihatnya. Sudah tua tapi harus berkeliling jauh menjual makanan yang mungkin jarang orang membelinya.
Niat saya membelinya untuk membantu supaya dagangannya laris.