Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatur Jajan Anak

20 November 2020   03:06 Diperbarui: 20 November 2020   03:09 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya anak-anak pasti suka dengan jajan karena. Emang rasanya yang cocok buat anak seperti gurih, manis, dan macam-macam.

Kalau jajan anak-anak pasti nggak ada bosannya. Meskipun berkali-kali. Rasanya mau menghabiskan uang berapapun. Akan sanggup makan sebanyak apapun. 

Apalagi kadang melihat temannya yang jajan maka dia juga ingin ikut jajan. Bisa-bisa pengeluaran jajan anak lebih besar daripada jajan orang tua.

Tapi kita sama-sama tahu ya kandungan dalam jajan itu tidak semuanya baik untuk tubuh.

Karena jajan biasanya mengandung banyak bahan kimia ataupun bahan tambahan seperti bahan pengawet, perasa, pewarna, pemanis buatan, dan lainnya.

Nah bahan-bahan kimia inilah yang tidak baik buat kesehatan. Emang sih kadarnya sedikit akan tetapi kalau dikonsumsi secara terus-menerus maka akan menimbulkan dampak bagi kesehatan tubuh manusia.

Anak-anak tidak tahu  tentang bahayanya.  tahunya cuma makan, makan, dan makan.  Nah tugas kitalah sebagai orang tua yang memberikan edukasi tentang makanan atau jajanan sehat.

Es, coklat, permen, ciki ciki dan lainnya meskipun enak tapi mengandung bahaya yang tidak kecil. Banyak penyakit yang bermula dari mengonsumsi makanan ringan tersebut. Salah satunya amandel. 

Saya memiliki dua anak yang juga suka dengan jajanan namun saya melakukan peraturan sebagai berikut.

#1
Jajan harus yang bergizi. Tidak boleh sembarangan jenis jajan. 

Ciki-ciki atau permen yang warna-warni itu seringkali saya larang. Nggak boleh  membelinya kalau pembeli maka tidak boleh  sering-sering. 

#2 Nggak Boleh Sering Jajan

Dalam satu hari hanya satu sampai dua kali jajan. misalnya kalau pagi sudah jajan maka sorenya enggak jajan. Malau siang sudah jajan smaka sore atau malamnya nggak boleh.

Tapi agak susah kalau misalkan paginya sudah jajan sorenya ada kegiatan. Anak sulung saya sore hari biasanya sekolah agama. Biasanya saya agak longgar.  Kalaupun pagi sudah jajan atau di bawain jajan maka sorenya tetap boleh jajan.

#3 Nggak Boleh Mahal

Tidak boleh mahal-mahal yah sekedar memenuhi rasa pengen aja. Kalau dia lihat minuman botol yang warna warni biasanya mahal. Nah, seperti ini biasanya nggak diizinkan kecuali pas lagi tanggal muda. Hehe..

#4 Nggak Jajan Malam

Nggak boleh jajan malam sebab biasanya malam-malam kalau lupa sikat gigi bisa menyebabkan kuman di giginya. Kalau di giginya ada kuman giginya bisa bolong atau rusak. Ini yang sangat perlu diperketat..

Beberapa jajan yang sering boleh kan adalah chocolatos, wafer, yogurt, nutrijell, agar-agar dan sebangsanya.

Saya sangat tidak membolehkan anak-anak beli gorengan, telur gulung, dan sejenisnya yang dijual karena khawatir dengan minyak goreng yang digunakan itu jarang diganti.

Meskipun kadang nggak bisa melarang sih tapi sangat jarang paling seminggu sekali atau 1 bulan sekali lah. 

#5 Jajan Bareng

Kalau kakaknya jajan maka adiknya jajan.  dan sangat tidak menganjurkan kalau jajan sendiri. Harus bareng-bareng untuk menumbuhkan kebersamaan.

Nah itu demikian tips mengatur jajanan anak-anak versi saya. Bisa jadi ada kesalahan dalam metoda saya ini. Kalau ada kesalahan silakan memberikan saran dan perbaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun