Mohon tunggu...
Filsafat

Penikmat Kerja Tuhan

19 April 2019   21:16 Diperbarui: 19 April 2019   21:46 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pas kerja naik mobil disetirin sama temen (karena saya tak bisa nyetir mobil manual) berangkat sampe pulang. ditengah perjalanan saya merenung. betapa besar kerja Alloh untuk kita sebagai makhluk terbatas

kita hanya perlu konsentrasi untuk mengurus kepentingan kita sendiri dan selebihnya adalah kerja Nya. mobil direm karena simpangan dengan truk, dan truknya sudah menyesuaikan untuk cari jalan sendiri. bayangkan jika pekerjaan itu juga harus kita yang menyelesaikan?

kemudian ada motor yang minggir mengalah sampai turun dari aspal. mereka juga secara otomatis melakukan itu. siapa yang membimbing pengendara motor itu untuk ngerem?, inisiatif mengalah? berbaik hati berbagi jalan yang cukup sempit itu? semua adalah kerja Nya

kita mau makan soto kita tinggal ke warung saja. ada yang memasakkan. kalopun harus masak soto maka kita tinggal mencampurkan saja dan bahan2nya telah dikerjakan oleh orang lain sesuai peran hidupnya.

ketika makan pun kita hanya bisa memanaj beberapa organ sadar saja, yang tak sadar lebih banyak. para malaikat diutus oleh Nya menjalankan. secara detail dan terstruktur. ketika tangan pegang pisang goreng maka mulut otomatis membuka, mulut mengunyah, lidah merasa, masuk kerongkongan ditelan dengan otomatis pula. masuk lambung sampe proses pemisahan kotoran dan sari makanan pun kita tak tau dan tak berasa kerjanya. bayangkan jika satu persatu itu kita harus petintahkan dengan otak, berapa jam yang kita butuhkan untuk hanya makan saja? hal yang mungkin sepele namun jika kita mau berpikir akan keluar banyak bukti rahman wa rahim Tuhan.

pernahkah kamu berterimakasih untuk hal ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun