" Kita boleh beragama Islam; boleh Kristen, Katolik, Budhis, Hindu, boleh bergabung dengan mereka yang menjunjung tinggi ajaran Khong Fu Tze...asal tidak lupa bahwa sebelum adanya agama-agama, ajaran-ajaran dan  kepercayaan-kepercayaan itu kita sudah berbudaya, beradab! "
-- Dikutip : " Indonesia Jaya, Sebuah Refleksi Sejarah "Â karya Anand Krishna
Peringatan perayaan hari ulang tahun ke 79 kemerdekaan Republik Indonesia kali ini merupakan perayaan yang berkesan sekali bagi saya pribadi. Setelah hampir 25 tahun absen dalam upacara bendera, saya berkesempatan mengikuti upacara bendera dalam lingkungan Yayasan Anand Ashram ( www.anandashram.or.id ) di One Earth  Yoga and Meditation Retreat Centre di Jln. Raya Bukit Pelangi km. 2 , Gadog , Ciawi, Bogor.Â
Ada perasaan haru dan juga bahagia menyeruak dari dada ini. Bahkan sempat juga meneteskan air mata ketika lagu Mengheningkan Cipta dinyayikan sambil merasakan serta membayangkan bagaimana perjuangan para pendahulu bangsa ini berjuang meraih kemerdekaan membuat kita bisa merasakan kebebasan dari penjajahan hingga saat ini adalah sebuah berkah tidak terhingga.
Kemerdekaan ini merupakan sebuah jembatan emas. Kita telah menyeberangi jembatan tersebut. Namun hal itu hanyalah sebuah perjalanan awal. Bagaimana kita kemudian mengisi kemerdekaan dan memaknainya sebagai sebuah bangsa menjadi sebuah laku yang masih  terus dihadapi dan direfleksikan sehingga pembangunan bangsa ini tidak mandek dan hanya berhenti untuk membangun fisik semata.
Ada dua buah puisi yang saya coba tuliskan dalam rangka peringatan kemerdekaan ini.
# Puisi Kemerdekaan 1 : Kebebasan Jiwa
Telah tujuh puluh sembilan tahun kita hirup udara kebebasan
Kebebasan yang berasal dari perjuangan
Para pahlawan dan pejuang yang rela berkurban
Bersama tetes darah dan air mata kehidupan
Kebebasan fisik yang kita rasakan
Belum menjadi bukti nyata kemerdekaan
Jika kita masih terikat nilai-nilai rendah bagi kenyamanan badan