Beberapa hari lagi kita semua akan merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 79. Sebuah rentang waktu yang cukup panjang dalam perjalanan kita bersama sebagai sebuah bangsa.Â
Banyak hal yang sudah kita capai namun ada juga yang masih perlu diperbaiki dalam kehidupan berbangsa.Â
Semangat perjuangan yang dulu pernah tumbuh subur dalam dada pejuang bangsa ini telah mengalami degradasi bersama dengan makin maraknya dunia dengan beraneka ragam hal yang bisa diakses secara online. Kenapa bisa begitu?Â
Budaya instan telah begitu getol menghipnotis lewat berbagi bujukan dan rayuannya yang membuat pilihan-pilihan muncul dalam aneka ragamnya yang bisa mengagitasi pikiran yang mudah terombang- ambing tanpa adanya pegangan yang kokoh dan kuat yang bisa menjadi sebuah sandaran berpijak dalam menentukan prinsip-prinsip nilai sesuatu yang diletakkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Salah satu kelemahan yang bisa disoroti adalah karena banyak dari kita yang terpancang dalam ketergantungan oleh perangkat gadget,alat pintar yang tidak bisa terlepas dari tangan semenjak kita bangun tidur dan beranjak tidur kembali. Konsumsi yang over dosis dalam pemakaian teknologi pintar ternyata membuat kita menjadi mundur. Ketergantungan yang justru mengkhawatirkan sebagai insan-insan manusia. Kita menjadi mudah dikuasai karena ketergantungan tersebut.Â
Simak juga kekhawatiran yang diungkapkan oleh seorang humanis lintas budaya Anand Krishna dalam obrolan santai bersama para sahabatnya di sini:
Budaya yang merupakan hasil pemikiran yang berasal dari pikiran yang telah mengalami pengolahan budi yang manunggal dengan rasa terdalam manusia itu tercipta berasal dari interaksi yang intens dengan lingkungan dan putaran kejadian yang terjadi dalam suatu masa. Menjadi pertanda kemunduran jika nilai-nilai-nilai budaya sebuah masyarakat secara umum hanya pandai meniru dan menjiplak budaya asing. Kita menjadi terasing di dunia alam sekitar kita.Â
Menjadi bangga berlebihan dengan perbedaan pilihan-pilihan yang menjauhkan kita dari akar nilai - nilai budaya sendiri yang jika didalami dan direnungi dengan hati yang terang bisa menjadi landasan yang kokoh bagi perlawanan munculnya budaya asing yang tidak sesuai.
Mengingat semangat perjuangan dalam bulan Augustus ini bisa menjadi sebuah momentum bersama bagi kita untuk menelaah kembali jalannya arah pembangunan bangsa ini. Bagaimana mengembalikan karakter Indonesia untuk bisa bersama bangsa lain menjadi sebuah mercu suar dalam gelapnya arah dunia yang penuh dengan kekerasan Dan konsumerisme.
Rahayu...
Bukit Pelangi, 14 Agustus 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI